Liputan6.com, Jakarta Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyambangi majelis taklim Habib Ali bin Abdurrahman Alhabsy di Kwitang, Jakarta Pusat. Tito memastikan kedatangannya tak ada kaitan dengan kasus Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang tengah bergulir.
"Kedatangan saya bukan khusus untuk masalah Ahok," ujar Tito saat memberikan sambutan di hadapan jemaah, Minggu (20/11/2016).
Tito menyebut silaturahmi ini bukan hal baru baginya. Sejak lulus dari akademi kepolisian pada 1987 dan bertugas di Jakarta Pusat, majelis ini menjadi salah satu yang dihadiri Tito. Meski kedatangannya juga sambil bertugas menjaga keamanan.
Advertisement
Menurut Tito, hubungan baik antara ulama dan pemerintah (umaro) sangat diperlukan untuk menjaga agar bangsa tetap utuh. Gabungan kekuatan itu sudah terbukti sejak zaman penjajahan. Bergabungnya ulama dengan umaro pada 10 November berhasil mengusir penjajah.
"Tujuh puluh satu tahun merdeka, pembangunan tetap kita jalankan dan kemudian dari Sabang sampai Merauke tetap bersatu, NKRI bisa terjalin kalau ada hubungan baik ulama umaro dan segenap lapisan masyarakat Indonesia," jelas Tito.
Bagi mantan Kapolda Metro Jaya itu, dirinya dengan masyarakat lain hanya berbeda profesi dan seragam. Saat NKRIÂ diganggu, seluruh masyarakat juga harus ikut ambil bagian dalam menjaga keutuhan.
"Ketika terganggu NKRI, kami harus tampil bersama TNI. Tidak boleh negara pecah karena Indonesia Bhineka Tunggal Ika," tegas Tito.