Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo makan siang bersama Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Istana Merdeka, Jakarta. Kemudian keduanya pun berbincang membicarakan soal kemajemukan bangsa.
"Jadi setelah makan siang tadi saya ingin menyampaikan satu hal saja yang berkaitan dengan kita yaitu karena kita adalah bangsa yang majemuk yang akan terus menghadapi perbedaan-perbedaan yang ada solusinya adalah kembali pada konsep negara hukum," ujar Jokowi usai bertemu dengan Romi di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/11/2016).
Baca Juga
Sebab, kata Jokowi Indonesia adalah negara hukum. Sehingga hukumlah yang menjadi patokan.
Advertisement
"Sebagai negara hukum semua harus berjalan berdasarkan atas hukum bukan atas dasar pemaksaan kehendak. Apalagi dengan menggunakan kekuatan masa. Hukum harus jadi panglima di negara kita," tandas Jokowi.
Beberapa waktu lalu, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, dia mencurigai adanya gerakan makar dalam aksi yang akan digelar pada 25 November 2016 mendatang. Karena itu, sambung Tito, pihaknya bersama TNI akan siap menjaga dan mengawal aksi tersebut dengan mempertebal pengamanan di gedung MPR-DPR.
Menurut Tito, pada aksi 25 November 2016 mendatang ada usaha dari massa aksi untuk menduduki kantor dewan tersebut.
"Ada upaya-upaya, rapat-rapat yang sudah kita pelajari dengan agenda politik lain. Di antaranya upaya melakukan makar. Beberapa kelompok yang ingin masuk dalam DPR dan berusaha untuk dalam tanda petik menguasai DPR," ungkap Tito.