Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi meminta para orangtua mengawasi anak-anaknya dalam menggunakan media sosial. Menurut Jokowi, media sosial punya manfaat edukatif bagi anak-anak. Namun, bila tidak diawasi berbahaya dalam membentuk karakter anak.
"Hati-hati dalam menggunakan media sosial. Saya ingin mengajak, marilah kita memberi pelajaran kepada anak-anak kita, mengedukasi anak-anak kita," ujar Jokowi saat membuka Kongres XVII Muslimat NU di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Baca Juga
Jokowi menilai, akhir-akhir ini media sosial, diramaikan berbagai pembahasan negatif dan berita bohong mengenai berbagai persoalan bangsa maupun mengenai gaya hidup yang bertentangan dengan budaya bangsa. Kondisi ini pun membuat Jokowi semakin prihatin.
Advertisement
"Karena kalau saya lihat dalam sebulan belakangan ini yang ada di media sosial adalah saling menghujat, saling mengejek, saling menjelekkan, saling memaki, saling fitnah, saling mengadu domba," ucap mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi meyakini munculnya hujatan dan caci maki yang mengatasnamakan agama di media sosial jauh bertentangan dengan nilai keislaman yang dianut mayoritas masyarakat Indonesia.
"Ini fakta yang harus saya sampaikan. Banyak berita bohong. Itu bukan nilai-nilai islami kita, itu bukan tata nilai keindonesiaan kita. Karena tata nilai kita adalah budi pekerti yang baik, nilai-nilai sopan santun," Jokowi menandaskan.
Kongres XVII Muslimat NU berlangsung di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur pada 23-27 November 2016. Peserta kongres tersebut terdiri dari pemimpin pusat, pemimpin wilayah, pemimpin cabang, cabang istimewa, peninjau dan undangan.
Mendampingi Presiden Joko Widodo ialah Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Sosial Khafifah Indar Parawansa, Mensesneg Pratikno, Menristek Muhammad Nasir, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, dan Mendikbud Muhadjir Effendy.
Selain itu, turut hadir dalam acara tersebut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Ketua DPR RI Ade Komarudin, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang, Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siradj, Ibu Negara Indonesia ke-4 Sinta Nuriyah Wahid dan Salahuddin Wahid.