Liputan6.com, Jakarta - Politikus Partai Golkar Tantowi Yahya ditunjuk Presiden Jokowi sebagai calon Duta Besar (Dubes) RI untuk Selandia Baru.
Meski belum punya pengalaman jadi dubes, Tantowi yakin pengalaman tujuh tahun di Komisi I DPR bisa jadi bekal untuk mengemban tugas jika ditunjuk jadi dubes nantinya.
"Selama tujuh tahun di Komisi I setidaknya memberikan gambaran kontrol kepada Kementerian Luar Negeri," kata Tantowi di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Senin (28/11/2016).
Advertisement
Tantowi mengatakan, penunjukan dirinya sebagai calon dubes merupakan suatu kehormatan. Dia menambahkan tugas ini harus dijalankan sebaik mungkin.
"Jadi ketika menjadi anggota dewan ada dua hal yang kita perjuangkan yaitu konstituen dan parpol, kita milik rakyat dan partai. Penugasan menjadi dubes adalah penugasan parpol, laksana penugasan kepada seorang prajurit. Saya haqqul yakin rakyat memaklumi," ujar dia.
Soal pengajuan dirinya menjadi dubes oleh Golkar, Tantowi menyebut itu hak prerogratif ketua umum. Dia mengatakan ada dua nama yang dipertimbangkan dari partainya, namun akhirnya yang diusulkan adalah dirinya.
"Ketua umum mempunyai prerogratif, siapa yang dianggap pantas dan mampu. Sebetulnya ada dua nama, saya dan satu nama lagi, tidak usah saya beritahu siapa namanya," ucap Tantowi.
Tantowi menepis bahwa penunjukan dirinya sebagai calon dubes adalah bagi jatah antara Partai Golkar dengan pemerintah. Dia yakin presiden memiliki hak untuk menentukan pilihan.
"Saya rasa tidak semua partai pendukung pemerintah dapat jatah menjadi dubes. Bisa saja kok menjadi dubes atau menteri, presiden memiliki hak untuk meng-endorse," Tantowi menandaskan.