Liputan6.com, Makassar - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya banyak mengambil alih atau mensupervisi kasus-kasus korupsi di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
"Di antaranya saya sebutkan saja yakni dugaan korupsi pembangunan laboratorium terpadu Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar (UNM) dan pembangunan Bandara Buntu Kunyi di Kabupaten Tana Toraja yang sebelumnya ditangani Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sulsel," kata Laode di Polsek Panakukang, Makassar, Senin (28/11/2016).
Dia mengatakan, dalam penanganan kedua kasus tersebut, penyidik Dit Reskrimsus Polda Sulsel telah bekerja maksimal. Serta telah mempresentasikan kasus tersebut di Gedung KPK. Bahkan penyidik KPK juga telah turun ke Sulsel guna menyelidiki kasus itu.
Advertisement
"Penanganan kasus korupsi di Sulsel cukup berjalan baik dan tak perlu diragukan. Berbeda dengan enam daerah di Indonesia lainnya yakni Papua, Papua Barat, Aceh, Banten, Sumatera Utara dan Riau di mana kesempatan korupsinya jauh lebih besar," ungkap Laode.
Selain kedua kasus tersebut, Laode juga membeberkan ada beberapa kasus korupsi di Sulsel yang sementara dipelajari lebih dalam. Di antaranya kasus dugaan korupsi penyaluran dana bantuan sosial Sulsel serta dugaan korupsi penggunaan Dana Intensif Daerah Kabupaten Luwu Utara.
"Itu semuanya sementara dipelajari dan didalami lebih detail," pungkas Laode.
Kehadiran Laode sendiri di Makassar adalah untuk memberikan plakat penghargaan kepada Kapolsek Panakukang Makassar yang dinilai telah memberikan pelayanan cepat kepada masyarakat sehingga meminimalisir perilaku koruptif.
Usai memberikan plakat penghargaan, Laode yang didampingi Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Sulsel Kombes Herry Dahana serta Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Rusdi Hartono langsung meninggalkan Mapolsek Panakukang.