Liputan6.com, Bekasi - Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) bersama sembilan elemen organisasi buruh di Bekasi, Jawa Barat, menegaskan akan tetap mengerahkan massa ribuan buruh untuk turun ke jalan pada Jumat, 2 Desember 2016.
Unjuk rasa buruh pada 2 Desember bertepatan dengan Aksi Bela Islam jilid III dan doa bersama yang diselenggarakan sejumlah ormas Islam untuk menuntut penahanan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Baca Juga
Dijumpai di kantornya di bilangan Cibitung, Kabupaten Bekasi, Ketua FSPMI Obon Tabroni yang sedang berkonsolidasi bersama sembilan organisasi buruh lainnya menyatakan, pihaknya tetap melakukan aksi besar-besaran dengan mogok nasional pada aksi 2 Desember 2016.
Advertisement
Mereka siap mengerahkan kekuatan hingga 20 ribu massa untuk berangkat ke Istana Negara. Kesembilan elemen organisasi buruh itu di antaranya FSPMI, KEP, SPN, Parkes, dan Aspek.
Namun, agenda yang diusung oleh para serikat buruh tidak sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh GNPF-MUI, yang meminta penahanan Ahok. Mereka berencana menuntut pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.
"Tidak-tidak ada kaitannya dengan isu-isu pilkada DKI Jakarta. Kita murni untuk menuntut PP 78 tentang Pengupahan, untuk dicabut pemerintah," kata Obon, Rabu (30/11/2016).
Sementara itu, saat disinggung akan adanya isu terkait aksi ini yang akan ditunggangi oleh pihak lain untuk mengarah pada tindakan pengulingan pemerintah, Obon menyakinkan itu tidak ada, karena buruh murni mengusung isu pengupahan
"Kita ingin Pemerintahan Jokowi-JK merevisi PP 78/2015 yang nyata-nyata memberatkan dan jauh dari biaya kebutuhan hidup buruh," ucap Obon yang juga salah satu peserta di Pilkada Kabupaten Bekasi tersebut.
Â