Liputan6.com, Jakarta - Puluhan ribu warga dari sejumlah daerah akan menggelar demo 2 Desember di Monas, Jakarta Pusat. Jelang aksi Bela Islam Jilid III itu, pimpinan MPR dan DPD menyampaikan imbauan.
Imbauan itu disampaikan oleh Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, wakilnya Hidayat Nur Wahid dan Oesman Sapta, bersama Ketua DPD RI Mohammad Saleh.
Baca Juga
Pertama, mereka mengimbau agar demonstran ingat tujuan utama aksi damai tersebut. Demo tersebut bertujuan untuk menyampaikan pendapat masyarakat yang dilindungi undang-undang.
Advertisement
"2 Desember 2016 adalah aksi menyatakan pendapat yang merupakan hak konstitusional setiap warga negara yang dilindungi konstitusi seperti yang tercantum dalam UUD NKRI Tahun 1945 Bab X tentang Warga Negara dan Penduduk Pasal 28 Yang berbunyi 'Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-Undang'," ungkap Zulkifli di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis (1/12/2016).
Kedua, mereka mengimbau demo 2 Desember menjadi ajang pembuktian kepada seluruh warga lainnya dan dunia internasional, muslim di Indonesia moderat dan rahmatan lil alamin, semua saling menghormati dan menghargai, serta berada dalam satu ikatan Bhinneka Tunggal Ika.
"Ketiga, MPR menilai aksi damai 212 adalah murni aksi untuk menuntut keadilan atas kasus penistaan agama, bukan kebencian terhadap perbedaan suku, ras, apalagi agama," ucap Zulkifli.
Keempat, lanjut dia, anggota dewan mengapresiasi kinerja Polri dan Kejaksaan yang sangat cepat dan profesional serta transparan dalam penanganan kasus dugaan penistaan agama Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Kelima, MPR mengapresiasi pertemuan silaturahmi antara MUI, panitia aksi dan aparat keamanan sehingga bersepakat aksi damai dilakukan secara damai, menjaga persatuan dan kesatuan umat. Menurut MPR, itulah cara bangsa Indonesia menyelesaikan permasalahan bangsa dengan cara yang damai, toleran, musyawarah dan mengedepankan silaturahmi," papar dia.
Keenam, MPR dan DPD berharap semua pihak, baik panitia aksi, peserta aksi, dan aparat keamanan, menjaga komitmen yang telah disepakati bersama agar demo 2 Desember berlangsung tertib dan damai.
"Dan selalu waspada terhadap pihak-pihak yang berpotensi menganggu jalannya aksi damai," pungkas Ketua Umum DPP PAN ini.
Santun
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta mengatakan, acara gelar aksi damai yang akan dilakukan Jumat besok, harus membawa suasana yang sejuk dan damai. Peserta yang merupakan rakyat Indonesia harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, juga harus ingat akan Pancasila.
"Ingat, jangan ada kata-kata yang bersayap-sayap yang membakar, kata-kata harus jelas, lugas tidak bersayap yang membakar dari belakang. Untuk itu, tulus dan ikhlas harus ada di setiap hati kita semua. Jangan karena ingin mendapatkan sesuatu, kemudian mencari-cari keuntungan dalam kesempitan bangsa ini," tegas pria yang karib disapa Oso ini.
Lalu, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid menambahkan, masyarakat Jakarta dan seluruh Indonesia harus mengetahui aksi damai 212 sudah diizinkan oleh Presiden RI Joko Widodo, Wapres Jusuf Kalla, dan juga pemerintah. Oleh karena itu, aksi tersebut adalah legal dan bukan aksi anarkistis.
"Ini harus dipahami betul oleh semua pihak baik panitia aksi, peserta aksi dan aparat keamanan, kalian bukan musuh, kalian bukan saling memusuhi, kita semua satu dalam bangsa Indonesia. Semua adalah pecinta NKRI, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, maka dari itulah semua pihak sangat penting untuk saling menjaga dan sama-sama memastikan bahwa aksi besok adalah aksi super damai tanpa embel-embel lainnya yang berpotensi merusak," tukas Hidayat.
Advertisement