Sukses

Top 3: Kisah Pasukan Asmaul Husna yang Ikhlas dan Tawadhu

Kenapa disebut pasukan Asmaul Husna, karena selalu mendengungkan Asmaul Husna tiap selesai salat.

Liputan6.com, Jakarta - Kembali pasukan berserban amankan demo. Jika pada 4 November lalu polisi berserban mengawal aksi demo atas dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, kali ini dalam aksi damai 2 Desember di Silang Monas, Jakarta, polisi berpeci putih dengan mengenakan serban juga melakukan hal yang sama.

Pasukan ini disebut tim Asmaul Husna, dan merupakan gabungan dari Brimob Banten dan Jawa Barat. Kenapa disebut pasukan Asmaul Husna, karena selalu mendengungkan Asmaul Husna tiap selesai salat.

Malam ini berita tersebut paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal News.

Kabar lain yang juga tak kalah disorot, pada Jumat (2/12/2016), mengenai kisah para warga yang datang jauh-jauh dari berbagai daerah demi terlibat dalam demo 2 Desember di Silang Monas.

Selain itu, ada pula kabar tentang penangkapan delapan orang yang diduga terkait rencana aksi makar jelang demo 2 Desember. 

Berikut berita populer selengkapnya, yang terangkum dalam Top 3 News;

1. Kisah Serban dan Pasukan Ganjil Asmaul Husna di Demo 2 Desember

Pasukan polisi bersorban atau tim Asmaul Husna siap amankan aksi damai 2 Desember. (Liputan6.com/M Radityo P)

Pasukan polisi bersorban atau tim Asmaul Husna merupakan gabungan dari Brimob Banten dan Jawa Barat.

Salah seorang dari mereka yakni Januar Rizal dari Korps Brimob Banten menuturkan, tim ini selalu mendengungkan Asmaul Husna tiap selesai salat.

Komandan tim Asmaul Husna, AKBP Arif Rachman dari divisi Propam Mabes Polri pun mengamini hal tersebut. Dia menjelaskan, timnya adalah pasukan yang ikhlas dan tawadhu.

"Pasukan Asmaul Husna harus ikhlas, tembak hatinya bukan badannya. Mari zikir, doa, tawadhu, tidak boleh sombong, untuk besok kita bersama saudara," ujar Arif di tempat yang sama.

Pasukan Asmaul Husna yang siap turun dalam demo 2 Desember besok berjumlah 499 personel. Mengapa ganjil? Ternyata ada filosofinya.

Selengkapnya... 

2. Umat dan Sejuta Kisah di Demo 2 Desember

Ribuan massa ormas Islam usai salat didepan Balai Kota Jakarta, Jumat (14/10). Mereka menuntut agar Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama ditindak terkait ucapannya yang dianggap melecehkan agama. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Demo 2 Desember yang digelar di Silang Monas, Jakarta Pusat hari ini menyisakan sepenggal cerita warga yang datang jauh-jauh demi terlinat dalam aksi damai 2 Desember.

Tak hanya di Bandung, di Tanah Sunda lainnya, ribuan warga rela berjalan kaki ratusan kilometer. Dari Bogor menuju Jakarta, demi mengikuti demo 2 Desember.

Koordinator longmarch, Hasry, menyebut ada sekitar 2.000 orang yang ikut dalam aksi ini ke Jakarta. Mereka berasal dari sejumlah pondok pesantren, majelis taklim, dan organisasi masyarakat di Bogor dan Cianjur.

Tak hanya mereka yang muda-muda saja. Para lansia pun tak mau kalah. Bahkan para kakek dan nenek itu datang dari Jawa Tengah ke Jakarta. 

Selengkapnya... 

3. Polisi Tangkap 8 Orang Terkait Makar

Irjen Boy Rafli Amar memberi keterangan terkait pelaku penyebar isu Rush Money di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (26/11).Tersangka adalah seorang guru SMK di Pluit, Jakarta Utara, berinisial AR alias Abu Uwais berusia 31 tahun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Polri menangkap delapan orang diduga terkait rencana aksi makar jelang demo 2 Desember. Mereka saat ini tengah diperiksa penyidik Polda Metro Jaya.

"Iya, di luar agenda ini (demo 2 Desember), informasinya ada delapan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2016).

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono membenarkan adanya penangkapan terhadap pelaku dugaan makar.

Selengkapnya...