Sukses

4 Perbedaan Aksi Damai 2 Desember dan 4 November

Lebih menggembirakan lagi, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada aksi damai 2 Desember kemarin menemui para pendemo.

Liputan6.com, Jakarta Aksi damai 2 Desember 2016 berlangsung damai di silang Monas, Jakarta Pusat. Jutaan orang tumpah ruah memadati kawasan monumen yang menjadi icon Ibu Kota itu. Namun, aksi kali ini berakhir dengan tertib dan damai.

Jika dibandingkan dengan aksi sebelumnya pada 4 November 2016, banyak perbedaan. Misalnya, pada Aksi Bela Islam Jilid II berakhir ricuh, sementara aksi damai Jumat kemarin berakhir dengan tertib.

Yang lebih menggembirakan lagi, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada aksi damai 2 Desember, menemui para pendemo. Padahal, aksi 4 November, Presiden tak menemui pendemo lantaran sedang bertugas negara.

Berikut empat perbedaan antara demo 4 November dengan aksi damai 2 Desember;

Lokasi Berbeda

Demo 4 November berlangsung di depan Istana Merdeka, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Sedangkan aksi damai 2 Desember dilakukan di silang Monas, Jakarta Pusat.

Sebelum aksi damai 2 Desember berlangsung, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) sempat merencanakan aksi akan digelar di sepanjang Jalan MH Thamrin hingga Jalan Suriman. Termasuk menggelar salat Jumat.

Polda Metro Jaya bersama GNPF MUI akhirnya sepakat, aksi damai tersebut dilakukan di Monas. Larangan tersebut berkaitan dengan kepentingan orang banyak yang akan dirugikan.

Tertib dan Damai

Jika demo 4 November berakhir ricuh, aksi damai 2 Desember kemarin berlangsung sebaliknya, tertib dan damai. Aksi terkait kasus dugaan penistaan agama kali ini hanya diisi dengan orasi dan istigasah atau doa bersama.

Bahkan, aksi kemarin benar-benar diisi dengan doa dan zikir bersama di kawasan silang Monas. Setelah salat Jumat, massa langsung membubarkan diri dengan tertib, hingga pada pukul 17.00 WIB, lalu lintas di kawasan Monas, MH Thamrin, dan Sudirman mulai normal.

Berbeda dengan demo 4 November, aksi yang berlangsung sejak siang berjalan damai. Namun, usai magrib kericuhan mulai terjadi dan puncak kerusuhan usai Isya. Bahkan, kericuhan berbuntut pada kerusuhan di Penjaringan, Jakarta Utara, namun akhirnya situasi dapat terkendali.

2 dari 2 halaman

Presiden Menemui Pendemo



Aksi damai 2 Desember kemarin lebih beruntung. Karena Presiden Joko Widodo atau Jokowi sempat  menemui pendemo. Padahal, pada demo 4 November 2016, Presiden berhalangan hadir menemui pendemo karena sedang tugas negara.

Pada demo 4 November, massa secara perwakilan mendesak bertemu Presiden Jokowi di Istana. Namun, hanya diwakilkan Menko Polhukam Wiranto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan beberapa menteri lainnya.

Saat itu, massa mendesak Presiden Jokowi agar menangani kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Massa juga mendesak agar Presiden menangkap dan menetapkan Ahok sebagai tersangka.

Kesepakatan kedua pihak pun tercapai. Pemerintah berjanji akan segera menyelesaikan kasus dugaan penistaan agama dan diselesaikan secara transparan, adil, dan tidak ada campur tangan pihak lain.

Tidak Ada Kerusakan

Kapolri Jenderal Tito Karnavian usai berlangsung aksi damai 2 Desember kemarin menyebutkan, tidak ada kerusakan akibat demo. Bahkan, tidak ada satu pun ranting pohon yang patah.

Berbeda dengan aksi sebelumnya, 4 November 2016, demo yang berakhir ricuh dan melukai puluhan polisi dan pendemo itu merusak sejumlah fasilitas umum. Bahkan beberapa kendaraan milik kepolisian hangus terbakar akibat keberingasan massa.

Tak hanya itu, taman-taman di sekitar kawasan Monas dan Jalan Medan Merdeka pun rusak. Pemrov DKI Jakarta merugi puluhan juta rupiah akibat kerusakan fasilitas umum tersebut.

Selain kerusakan, polisi juga menangkap belasan orang terkait kerusuhan di Istana Negara. Namun akhirnya mereka dibebaskan karena tidak cukup bukti. Puluhan polisi dan pendemo juga terluka. Bahkan, beberapa polisi mengalami luka serius akibat luka parah.

Video Terkini