Liputan6.com, Jakarta Jiwa nasionalisme di kalangan anak muda saat ini dianggap mulai terkikis. Karena itu, pemahaman tentang nilai kebangsaan harus dibangun kembali secara konsisten dan bersama-sama.
Hal ini diutarakan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani dalam penutupan Diskusi Panel Serial bertema 'Membangun Budaya dan Nilai Keindonesiaan Demi Masa Depan Bangsa' di Jakarta, Jakarta, Sabtu (3/12/2016).
Baca Juga
"Saat ini karena pengaruh globalisasi telah membuat anak-anak muda bersikap kebarat-baratan. Ini menjadi sebuah pekerjaan yang harus kita pikirkan," ujar Puan.
Advertisement
Cucu Proklamator Kemerdekaan Ir Sukarno ini menjelaskan, generasi muda harus bangga sebagai bangsa Indonesia. Ini artinya Pancasila sebagai dasar negara jangan sampai hanya dijadikan jargon, tapi juga harus disadari bahwa semua masih bersatu karena Pancasila.
"Karena itu, saya selalu katakan pentingnya gotong royong. Ini kemudian tak bisa lepas dari Bhinneka Tunggal Ika, bahwa berdiri tegak menjadi satu dalam keragaman. Ada 17.000 pulau dan 633 suku di Indonesia sehingga kita harus mengatakan satu Indonesia," imbuh Puan.
Dia mengingatkan bahwa gotong royong menjadi kata kunci pembangunan. Pemerintah tidak bisa sendiri membangun Indonesia karena negara ini harus berkembang secara bersama-sama.
"Ini menjadi motivasi bagi kalangan muda saat ini. Ketika melihat kalangan senior yang bersemangat, maka gairah pemuda juga akan tergugah untuk semangat," lanjut dia.
Rasa nasionalisme generasi bangsa akan kembali bangkit jika melihat nilai-nilai kebudayaan. Sebab, negara maju selalu memegang teguh nilai budayanya.
"Negara-negara maju seperti Jepang dan negara lainnya tak pernah melupakan budayanya. Makanya kita pun harus bangga dengan identitas budaya dan kebangsaan kita," tegas Puan.