Liputan6.com, Jakarta - Meski awalnya sempat dilarang polisi, Aksi Damai Bela Islam III atau aksi 212Â berlangsung dengan lancar dan penuh kedamaian. Dengan peserta mencapai angka jutaan manusia, Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla ikut salat Jumat bersama mereka.
Namun seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (3/12/2016), tepat di Jumat pagi sebelum aksi, 10 orang ditangkap polisi dengan tuduhan makar.
Sejak Jumat pagi, massa peserta aksi damai 2 Desember atau 212 terus mengalir ke kawasan silang Monas, Jakarta Pusat. Massa berjalan kaki dari tempat parkir kendaraan.
Advertisement
Jelang Jumat siang, silang Monas seakan tidak sanggup lagi menampung massa yang terus bertambah jumlahnya dari segala penjuru.
Akibatnya, umat Islam yang hendak salat Jumat pun menggelar sajadah di sekitar Monas. Seperti di perempatan Patung Kuda, bahkan hingga ke arah Jalan Thamrin dan Bundaran Hotel Indonesia.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian sempat berpidato di depan massa terkait penuntasan kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Ahok, sebagaimana tuntutan peserta aksi.
Para ulama secara bergantian memberikan tausiah atau nasihat di depan sekitar satu juta peserta aksi. Di antaranya Ustaz Arifin Ilham dan Aa Gym yang mengimbau umat Islam bersikap santun.
Saat massa aksi bersiap salat Jumat, dari Istana Merdeka Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla berjalan kaki bergabung dengan massa.
Dengan memegang sendiri payung, mereka berjalan kaki di bawah pengawalan ketat Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) untuk salat Jumat bersama peserta aksi 212. Presiden juga menyampaikan terima kasih atas doa dan zikir yang sudah disampaikan.
Presiden kemudian mengikuti salat Jumat bersama sekitar satu juta peserta aksi. Meski hujan deras mengguyur kawasan Monas dan sekitarnya salat berlangsung kusyuk dan tertib.
Usai salat, peserta aksi damai bubar dengan tertib. Stasiun Kereta Juanda jadi salah satu tempat yang dipadati peserta warga Bogor, Ciawi, Sukabumi dan sekitarnya.
Sedangkan di kawasan Senen, Jakarta Pusat, peserta aksi dengan tertib pulang ke rumahnya. Mereka memenuhi kawasan Senen, Tugu Tani, Kwitang, hingga Galur dan Cempaka Putih Jakarta Pusat.
Sementara di Markas Korps Brimob Kelapa Dua Depok, 10 orang yang ditangkap Jumat dini hari itu diperiksa polisi. Masing-masing dijemput di sejumlah tempat berbeda. Tujuh di antaranya diamankan terkait sangkaan makar terhadap pemerintah.
Mereka adalah Brigjen purnawirawan Aditya Warman, Mayjen purnawirawan Kivlan Zein, Ratna sarumpaet, Rachmawati Sukarnoputri, Sri Bintang Pamungkas, Eko dan Firza Husein.
Keluarga Sri Bintang Pamungkas bahkan sempat mengunggah ke media sosial beberapa potongan video saat sejumlah polisi menangkap Sri Bintang Pamungkas. Dalam video tersebut juga terlihat polisi berupaya menjelaskan alasan perintah penangkapan.
Mabes Polri membenarkan pihaknya telah mengamankan 10 orang. Delapan di antaranya dijerat pasal pidana tentang makar, sedangkan dua lainnya, Jamran dan Rizal Kobar, dengan sangkaan melanggar Undang-Undang ITE Pasal 28.
Merespons penangkapan 10 orang tersebut, Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak yakin mereka yang sedang diperiksa polisi tersebut terlibat upaya melakukan makar.