Sukses

Mahasiswanya Meninggal Saat Mendaki Gunung Mas, Binus Berduka

Pihak kampus belum akan memberiakan teguran, peringatan, atau apapun terhadap UKM Swanarapala.

Liputan6.com, Jakarta - Universitas Bina Nusantara (Binus) berduka, seorang mahasiswanya Edward (19) meninggal dunia karena hipotermia. Ia tak mampu bertahan dengan cuaca di Gunung Mas, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, yang berbatasan dengan kaki Gunung Gede Pangrango pada Selasa 6 Desember 2016 dini hari.

Edward, anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam Swanarapala Binus ini tak tertolong. Ia meregang nyawa diketinggian.

Saat mendaki, Edward tak sendirian. Dia sejatinya menerobos hutan bersama 16 rekan lainnya. Pihak Binus menyatakan bahwa itu kegitan resmi tahunan Swanarapala.

"Itu kegiatan mereka setiap tahun, sudah ada izinnya dari kampus," kata Humas Binus Ivone Darwis pada Liputan6.com, Jakarta, Rabu (7/12/2016).

Ivone menegaskan, pihak kampus belum akan memberikan teguran, peringatan, atau apapun terhadap UKM Swanarapala. Sebab, kampus masih dalam suasana duka. Terlebih, menurut Ivone kegiatan yang dilakukan mahasiswa itu rutin setiap tahunnya.

"Belum (sanksi), itu domainnya (bidang) kemahasiswaan, kami sedang berduka mas, jadi belum ada arahnya ke sana," terang Ivone.

Kabar kematian Edward disampaikan dua rekannya. Mereka terjebak dalam rimba, 14 orang lainnya berjaga, dan bertahan dalam cuaca ekstrem bersama jenazah Edward yang terbujur kaku di tengah hutan.

Wakil Komandan Rayon Militer (Wadanramil) Cisarua, Kapten Infantri Khudhori, menerangkan, 17 mahasiswa Binus yang kedinginan tersebut, pertama kali diketahui oleh petugas objek Wisata Gunung Mas, yang mendapat laporan dari dua mahasiswa yang berhasil turun sekitar pukul 23.00 WIB.

"Ada dua orang mahasiwa bernama Nigo dan Mudi yang ikut melakukan pendakian datang ke pos jaga yang menginformasikan jika belasan rekannya mengalami kedinginan di gunung," kata Khudori.

Bahkan satu orang pendaki sudah meninggal dunia karena hipotermia. Mereka masuk melalui jalur terlarang untuk mendaki.

Mendapat laporan tersebut, sejumlah petugas gabungan yang terdiri dari Tagana, BPBD, Koramil, dan Orari langsung melakukan pendakian untuk mengevakuasi belasan mahasiwa itu.

"Saya ikut melakukan evakuasi dan menemukan belasan korban sekiar pukul 10 pagi dalam kondisi kelelahan dan kedinginan karena kondisi cuaca sedang buruk," aku Khudori.

Mereka ditemukan di jalur yang bukan untuk pendakian resmi. Berdasarkan informasi keberadaan mereka di hutan yang berbatasan dengan Gunung Gede dan Pangrango tersebut sedang melakukan latihan navigasi.

Sementara, Jefri, perwakilan dari mahasiswa Binus mengatakan insiden itu murni karena cuaca ekstrem. Saat 17 rekannya mendaki cuaca normal, tapi pada saat berada di atas gunung, terjadi cuaca buruk.

"Seperti yang kita ketahui kondisi cuaca saat ini sedang buruk, bahkan hampir melanda di Indonesia. Ini merupakan kegiatan mahasiswa, dan dalam kegiatan ini ada satu orang rekan kami yang meninggal dunia," jelas Jefri.

Jefri enggan berkomentar banyak terkait kegiatan yang dilakukan oleh belasan mahasiswa yang tergabung dalam mahasiswa pecinta alam Binus itu.

"Pihak keluarga tidak mau kejadian ini dibesar-besarkan, mohon maklum dan pengertiannya," ucap Jefri.