Liputan6.com, Jakarta: Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri memastikan salah seorang dari tiga tersangka teroris yang tewas di Pamulang, Banten, adalah Dulmatin alias Yahya. Hal tersebut dikatakan Kapolri dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (10/3).
Bambang Hendarso menyebutkan, yang tewas dengan pistol revolver di tangan adalah Yahya alias Mansur alias Fahri Adriansyah. Kepastian diperoleh dari identifikasi Tim Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri dengan menggunakan metode identifikasi internasional (Interpol DVI Procedure), tanda fisik, foto, dan data sekunder.
Yahya yang ahli perakit bom, kata Bambang, telah memperoleh dana Rp 550 juta untuk pelatihan teroris. Sementara dua teroris lain yang meninggal adalah pengawal Dulmatin. Yakni Ridwan dan Hasan Nur.
Kapolri mengungkapkan, kelompok teroris berusaha menjadikan Aceh sebagai pusat pelatihan teroris di Indonesia. Dari penyergapan di Pamulang, polisi pun menemukan beberapa rangkaian bom. "Untuk itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan," kata Kapolri.
Ditanya apakah kegiatan teroris tersebut ada hubungannya dengan rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Kapolri enggan menjelaskan.(TES)
Bambang Hendarso menyebutkan, yang tewas dengan pistol revolver di tangan adalah Yahya alias Mansur alias Fahri Adriansyah. Kepastian diperoleh dari identifikasi Tim Kedokteran Forensik Rumah Sakit Polri dengan menggunakan metode identifikasi internasional (Interpol DVI Procedure), tanda fisik, foto, dan data sekunder.
Yahya yang ahli perakit bom, kata Bambang, telah memperoleh dana Rp 550 juta untuk pelatihan teroris. Sementara dua teroris lain yang meninggal adalah pengawal Dulmatin. Yakni Ridwan dan Hasan Nur.
Kapolri mengungkapkan, kelompok teroris berusaha menjadikan Aceh sebagai pusat pelatihan teroris di Indonesia. Dari penyergapan di Pamulang, polisi pun menemukan beberapa rangkaian bom. "Untuk itu, kita harus meningkatkan kewaspadaan," kata Kapolri.
Ditanya apakah kegiatan teroris tersebut ada hubungannya dengan rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Kapolri enggan menjelaskan.(TES)