Liputan6.com, Jakarta - Azan subuh belum lagi berkumandang. Sebagian warga Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pun masih terlelap tidur. Namun, tiba-tiba bumi bergoyang, dinding rumah berderak, tiang rumah patah, warga menghambur keluar rumah.
Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemudian menyebutkan. Kabupaten Pidie Jaya diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 6,5 SR. Gempa bumi tersebut terjadi pukul 05.03 WIB, dengan pusat gempa pada 5,25 LU dan 96,24 BT. Gempa tersebut terjadi di darat pada kedalaman 15 km.
BMKG juga merilis, hingga sekarang tercatat terjadi gempa susulan sebanyak 25 kali dengan kekuatan antara 3,3 sampai 4,4 skala Richter setelah terjadinya gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter pada pukul 05.04 WIB.
Advertisement
Kepala BMKG Stasiun Mata Ie Eridawati mengatakan, gempa Aceh ini tergolong gempa yang guncangannya kuat, sehingga menyebabkan kerusakan bangunan dan rumah warga.
"Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan jangan sampai terprovokasi dengan berita yang tidak benar," ujar Eridawati.
Dia menambahkan, gempa susulan masih terus berpotensi dan akan terus terjadi hingga dua hari ke depan. Apabila ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal, atau yang dikenal dengan Sesar Samalanga. Berdasarkan peta pemetaan tektonik Aceh, tampak di zona gempa terdapat struktur Sesar Mendatar.
"Sesuai dengan analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya, dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike-slip-fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa adalah Sesar Samalanga yang jalurnya arah barat daya-timur laut," tutur Eridawati.
Gempa yang terjadi pagi tadi tidak berpotensi terjadi tsunami. Begitu juga dengan tren kekuatan gempa bumi susulan semakin kecil. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan jangan panik.
Sementara itu, Bupati Pidie Jaya Aiyub Ben Abbas memperkirakan 30 persen wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat guncangan gempa pada Rabu pagi.
"Kerusakan merata, persentase hampir 30 persen wilayah. Yang rusak rumah penduduk, masjid, gedung," kata Aiyub di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/12/2016).
Aiyub mengatakan, jumlah korban akibat gempa Aceh belum bisa dipastikan karena masih berkembang terus. Bupati berharap segera mendapat bantuan dalam menanggani gempa Aceh, terutama untuk rehabilitasi usai bencana.
Bupati Pidie Jaya ini juga mengatakan akan langsung balik ke daerahnya setelah acara di Istana Negara dan Kementerian Keuangan. "Dari sini masih ada acara ke Kementerian Keuangan, setelah itu saya balik ke Aceh," kata Aiyub.
Sementara itu, guna mempercepat proses tanggap darurat bencana gempa, Gubernur Aceh menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama 14 hari, mulai 7-20 Desember 2016. Keputusan itu tertuang dalam surat Nomor 39/PER/2016.
Masa tanggap darurat ini berlaku untuk tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Pidie Jaya, Pidie, dan Bireuen. Penetapan tanggap darurat diperlukan untuk memudahkan penanganan darurat dan kemudahan akses menggunakan potensi sumber daya yang ada.
Â
Jumlah Korban Terus Bertambah
Sementara Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Tatang Suherman mengemukakan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa Aceh hingga kini 92 orang dan 213 orang mengalami luka-luka.
"Dari hasil laporan anggota TNI dan Polri serta relawan, jumlah korban meninggal mencapai 92 orang dan yang paling banyak terdapat di Kabupaten Pidie Jaya," kata Pangdam saat meninjau lokasi gempa di Kabupaten Pidie Jaya.
Dia menyatakan, pencarian korban terus dilakukan di sejumlah titik karena diperkirakan masih ada warga yang terjebak di reruntuhan bangunan.
Sementara data Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga pukul 15.00 WIB menyebutkan, korban meninggal berjumlah 94 jiwa, dengan perincian di Pidie Jaya 91, Bireuen 2, dan Pidie 1 orang.
Sedangkan luka berat berjumlah 128 jiwa, dengan perincian di Pidie Jaya 125, dan Bireuen 3 orang. Sementara jumlah korban luka ringan 489 jiwa, dengan perincian Pidie Jaya 411 dan Bireuen 78 orang.
Data lainnya, sedikitnya 92 toko rusak berat dan sebagian rata dengan tanah yang berada di lima kecamatan, yakni Meureudu 41 unit, Kecamatan Tringgadengn 26 unit, Kecamatan Bandar Dua 7 unit, Kecamatan Bandar Baru 16 unit dan Kecamatan Meurah Dua 2 unit.
Sedangkan lima masjid di kabupaten dan kecamatan mengalami rusak parah. Selain bangunan, terdapat empat titik badan jalan di kawasan Pidie Jaya juga mengalami retak-retak, seperti di Kecamatan Tringgadeng, Lungputu, dan Ulim.
Rumah Sakit Umum Sigli dilaporkan sudah menerima 400-an korban gempa Aceh. Mereka mengalami luka berat dan ringan akibat terkena runtuhan bangunan.
"Sampai saat ini, dari data yang masuk ada 400-an korban yang luka ringan maupun berat," kata Direktur RSU Sigli, Muhammad Riza Faisal, kala ditemui di RSU Sigli, Jalan A Majid Ibrahim.
Pantauan Liputan6.com di RSU Sigli, korban rata-rata anak-anak dan dewasa. Mereka mengalami luka patah tulang karena tertimpa material bangunan saat gempa mengguncang tadi pagi.
Pihak rumah sakit terpaksa mendirikan dua tenda untuk Unit Gawat Darurat (UGD) sementara karena banyaknya jumlah korban gempa Aceh yang tidak mencukupi dirawat di UGD rumah sakit.
"Untuk obat-obatan dan tim medis memadai," kata Riza.
Tak hanya di Pidie Jaya, rumah sakit di kabupaten tetangga turut membantu dalam penanganan korban. Salah satunya Kabupaten Bireun. Rumah sakit Fauziyah Bireun bahkan menyiagakan 38 dokter yang mereka miliki. Jumlah korban yang dirujuk ke rumah sakit ini juga terus meningkat.
"Sejak pukul 5 pagi subuh tadi, sudah 34 pasien yang kami tangani," ujar Dokter Hulaimi (30), dokter jaga IGD Rumah Sakit Fauziyah Bireun saat dihubungi Liputan6.com.
Hulaimi menyebutkan, hingga saat ini 80 orang korban luka akibat gempa Aceh asal Pidie, tengah dalam perjalanan ke rumah sakit Fauziyah. "Mereka sudah jalan ke sini, jarak lokasi gempa dengan rumah sakit sekitar 30 menit perjalanan," jelas Hulaimi.
Menurut Hulaimi, kemungkinan para pasien akan ditangani di luar ruangan. Sebab, rumah sakit Fauziyah tak memiliki ruang IGD yang luas. Mereka terpaksa memasang tenda di luar ruangan rumah sakit.
"Tak sanggup menampung untuk IGD-nya, kalau kapasitas rumah sakit mampu menampung. Tapi, untuk ruangan IGD tak mampu menampungnya," lanjut Hulaimi.
Untuk saat ini, Rumah Sakit Fauziyah sudah menampung 34 korban luka parah akibat bencana gempa Aceh. Para korban menderita luka parah yang beragam. Dari robek hingga patah-patah. Sementara, jika ada korban yang luka ringan akan ditangani oleh perawat.
"Kalau cuma lecet, kami langsung pulangkan saja. Kami khusus menangani yang berat," ucap Hulaimi. Alasannya, untuk menghemat tenaga dokter umum yang akan stand by hingga 24 jam ke depan.
Hingga saat ini, ambulans bolak balik keluar masuk IGD Rumah Sakit. Para korban langsung ditangani dokter umum. Sementara dokter spesialis disiagakan untuk kondisi darurat.
Meski dengan penanganan yang dinilai cepat, korban jiwa akibat gempa Aceh diperkirakan terus bertambah. Sebab, kuat dugaan masih banyak warga yang tertimbun bangunan runtuh.
"Korban diperkirakan masih akan bergerak naik, mengingat kerusakan yang massif di Aceh Pidie Jaya," tutur Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, di Kantor BNPB, Jalan Pramuka Raya, Jakarta Timur.
Dia menyebutkan, sejumlah alat berat sudah dikerahkan untuk membantu upaya pencarian korban gempa Aceh ini. Namun, peralatan tersebut terkendala masuk di beberapa tempat akibat banyaknya bangunan runtuh.
"Ribuan personel gabungan dari BPBD, TNI/Polri, Basarnas, Tagana, relawan, dan masyarakat masih melakukan penanganan darurat. Korban masih akan bertambah mengingat ada warga yang masih tertimbun bangunan roboh," kata Sutopo.
Hanya saja, Sutopo menambahkan, pihaknya belum mendapat data pasti terkait jumlah korban hilang akibat tertimbun bangunan roboh.
"Kami belum dapat data jumlah korban yang tertimbun. Perkembangan tambahan jumlah korban meninggal ini cukup cepat," Sutopo menandaskan.
Â
Advertisement
Jokowi Utus Teten ke Pidie
Â
Gempa Aceh tak luput dari perhatian Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Presiden mengatakan hingga saat ini dirinya terus memantau perkembangan terkait gempa Aceh tersebut.
"Pagi-pagi saya sudah mendapatkan laporan. Saya perintahkan seluruh aparat bergerak," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Dia berharap gempa Aceh yang getarannya dirasakan di Kabupaten Pidie Jaya, Bireun, hingga ke Banda Aceh itu tidak memakan korban jiwa. "Saat ini kita ikuti terus, mudah-mudahan tidak ada korban," ucap Jokowi.
Untuk mempercepat penanganan, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki mendapat perintah langsung dari Jokowi untuk terbang ke Aceh memantau sejauh mana dampak gempa yang melanda. Dia berharap dampak gempa Aceh kali ini tidak besar.
"Mudah-mudahan dampak (gempa Aceh) enggak besar," kata Teten di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Teten akan terbang ke Aceh, setelah rapat kabinet paripurna selesai di Istana pada Rabu siang. Paling tidak, dia baru tiba di Aceh Rabu malam nanti. Dia juga belum tahu lokasi rapat koordinasi yang akan dilakukan bersama Plt Gubernur Aceh dan para bupati.
"Belum ditentukan, saya masih koordinasi dengan Plt Gubernur, apakah nanti di Banda Aceh, atau salah satu kabupaten, di Pidie atau Bireun," kata dia.
Teten memperkirakan dirinya baru menuju Kabupaten Pidie Jaya--lokasi terparah gempa Aceh pada Kamis pagi besok. "Saya langsung dapat perintah Presiden segera lakukan tanggap darurat. Nah, ini kan kita lihat apakah skala nasional atau daerah akan kita tentukan dengan BNPB," ujar Teten.
Yang jelas, setibanya di Aceh, Teten akan langsung berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk menginventarisir segala hal yang dibutuhkan saat ini.
"Kira-kira kebutuhan apa pada tanggap darurat ini yang perlu segera dilakukan terutama adalah mengidentifikasi korban lalu kerusakan fisik. Kedua hal itu yang utama," jelas Teten.
Rapat nantinya akan dilakukan dengan Plt Gubernur Aceh dan para bupati setempat, sehingga benar-benar diketahui kebutuhan apa saja yang harus segera disiapkan menyikapi gempa Aceh.
"Kita untuk mengetahui kebutuhan logistik lainnya, seperti obat-obatan, kesiapan rumah sakit , termasuk juga kebutuhan pangan, makanan, pakaian, bila diperlukan," imbuh Teten.
Sejauh ini, situasi bencana gempa Aceh masih dalam tahap tanggap darurat. Biasanya, dalam masa tanggap darurat ini segala logistik dan lokasi evakuasi menjadi prioritas.
"Dalam tanggap darurat penangangan korban dan keluarga, rumah sakit, pengurusan jenazah kalau ada korban, pengungsian bagi rumah yang rusak," pungkas Teten.
Â
Â