Sukses

BMKG: Struktur Bumi Bergerak Tiap Hari, tapi Tak Bisa Dirasakan

Berdasarkan pantauan hingga Kamis siang, sudah hampir tidak terasa adanya gempa susulan di daerah Pidie Jaya, Aceh.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa berkekuatan 6,5 skala Richter (SR) mengguncang Pidie Jaya, Aceh. Gempa yang terjadi sekitar pukul 05.00 WIB, pada Kamis 7 Desember 2016 itu telah merobohkan berbagai bangunan, termasuk rumah, masjid, sekolah, serta menimbulkan korban jiwa.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan, gerakan bumi yang menimbulkan gempa seperti gempa Aceh tidak bisa diprediksi kapan dan di mana akan terjadi. Karena itu, saat ditanya apakah akan ada gempa susulan, tak ada yang bisa memprediksi.

"Yang perlu diketahui, gempa tidak bisa dipresdiksi. Yang kedua, pergerakan struktur bumi dan batuan setiap detik terjadi, hanya masyarakat tidak bisa merasakan kondisi itu. Apabila terjadi tumpukan, baru seketika dirasakan gempa besar," ucap Kepala Sub-Bidang Informasi BMKG Harry Tirto Djatmiko saat dikonfirmasi, Kamis (8/12/2016).

Walaupun setiap detik ada gerakan, dia menuturkan, berdasarkan pantauan pihaknya hingga Kamis siang, sudah hampir tidak terasa adanya gempa susulan di daerah Pidie Jaya.

"Tren susulannya mengecil sejak kemarin, trennya sudah mulai mengecil. Saat ini hampir tidak bisa dirasakan," tandas Harry.

Diketahui, data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan puluhan unit ruko roboh di Pidie Jaya akibat gempa Aceh. Selain itu, beberapa tiang listrik, 5 masjid, 1 gedung STAI Al-Azziziyah, dan 1 bangunan toko juga roboh. Sebanyak 15 rumah penduduk di Pidie Jaya juga rusak berat.

Sementara untuk korban jiwa gempa Aceh, terakhir tercatat ada 102 orang meninggal dunia, 1 orang hilang kemudian 136 luka berat dan 616 luka ringan. Sebanyak 3.267 warga memutuskan untuk mengungsi dan tersebar di 13 lokasi pengungsian.