Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar korban jiwa gempa Aceh di Pidie Jaya meninggal dunia karena terkena reruntuhan. Sementara, gempa sendiri sama sekali tidak memakan korban.
"Gempa sama sekali tidak memakan korban, namun bangunan yang roboh dan menimpa warga yang menyebabkan jatuhnya korban," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Graha BNPB Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (8/12/2016).
Penataan bangunan di titik rawan gempa menjadi penyebab robohnya bangunan hingga menimpa korban saat gempa. "Kontsruksi bangunan tidak sesuai dengan dataran aluvial batuan lunak otomatis membuat bangunan tersebut tidak tahan gempa," ujar Sutopo.
Advertisement
Menurut dia, banyaknya korban jiwa pada gempa Aceh dikarenakan kondisi warga yang masih tertidur lelap saat terjadinya musibah sehingga tak sempat menyelamatkan diri.
"Kejadian tersebut saat keadaan masih gelap, sehingga sebagian besar tidak dapat menyelamatkan diri ataupun lari," ujar Sutopo.
Dia juga menyebutkan, ada 148 juta rakyat Indonesia yang tinggal di kawasan rawan gempa. Sutopo berharap gempa di Pidie Jaya menjadi pembelajaran masyarakat agar diberi sosialisasi dan edukasi untuk membuat bangunan tahan gempa.
Dia mengatakan, pondasi bangunan yang tak menerapkan tahan gempa akan mudah roboh. "Goncangan sama, pasti materialnya sama, namun ketika hentakan batuan tadi keras, bangunan yang tak kuat akan roboh," tegas Sutopo. (Cynthia Lova)