Liputan6.com, Aceh - Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, menjadi salah satu daerah yang terdampak gempa Aceh terparah. Posko-posko bantuan utama didirikan di sebuah lapangan di Jalan Iskandar Muda, Meureudu.
Namun, puluhan posko dengan logistik berlimpah itu tak menyentuh 700 warga Desa Teupin Peurahu. Warga tiga dusun di desa yang berbatasan dengan Kecamatan Tringgadeng itu belum mendapat bantuan secara maksimal. Mereka hanya mendapatkan sebuah tenda untuk tidur bersama.
"Kami cuma punya satu tenda," kata Muhadir, ketua pemuda Desa Teupin Peurahu pada Liputan6.com di lokasi, Kamis 8 Desember 2016 malam.
Dia menunjukkan catatannya, lengkap dengan nama-nama pengungsi yang merupakan warga desanya. Ada 69 rumah di desa itu yang tak lagi bisa ditempati.
"Ini rumah rusak yang bisa kami data sampai sore tadi, banyak yang belum," lanjut Muhadir.
Ratusan warga itu, memilih menahan dinginnya angin malam, gigitan nyamuk serta lapar. "Daripada tertimpa dan ditimbun bangunan," kata Zakaria, Kepala Dusun Masjid, Desa Teupin Peurahu, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Puluhan pemuda pun berebut ingin bicara saat Liputan6.com datang. "Kami butuh tiga tenda besar, tenda dapur umum, logistik, dan selimut," jelas Zakaria yang diamini puluhan warga lainnya.
Mereka juga membutuhkan petugas kesehatan, dan bantuan obat-obatan.
Bantuan Tentara
Kondisi tenda pengungsi ini bertolak belakang dengan tenda besar milik salah satu BUMN Cabang Sigli yang berdiri kokoh dan terang benderang.
"Kami sudah minta ke sana, kami juga sudah mengadu pada tentara. Katanya, tenda besok datang dan logistik juga besok," lanjut Zakaria.
Tak jauh dari lokasi ini, tepatnya di Pasar Meureudu hingga RSUD Pidie Jaya, puluhan posko bantuan milik perusahaan-perusahaan swasta, partai-partai politik, dan lembaga berdiri.
Zakaria mengaku sudah mencoba mendatangi posko-posko tersebut. Tapi mereka menjawab, bantuan itu bakal disalurkan besok pagi.
"Kami sudah dua malam dengan ini tak punya tenda, kami minta tapi katanya besok," desak Zakaria.
Puluhan warga lainnya, mendadak mengimbau anak-anak untuk berkumpul. Mereka akan makan bersama. Wawancara terpaksa dihentikan.
"Kami makan dulu ya mas, belum ada yang makan dari tadi pagi," kata Zakaria.
Menurut dia, makanan itu diberikan oleh tentara. Ratusan bungkus nasi berhasil dia bawa untuk warga tiga dusun pagi tadi. Itupun baru bisa dimakan malam ini.
"Kami butuh bantuan logistik, selimut, tenda dan obat-obatan," ucap Zakaria berlalu.