Liputan6.com, Aceh - Pusat Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, luluh lantak. Satu kompleks ruko yang berada di tengah-tengah pasar Meureudu rata dengan tanah.
Tujuh alat berat, puluhan anggota TNI, polisi, dan relawan dikerahkan untuk mengevakuasi serta mencari korban di balik reruntuhan gempa Aceh itu.
Baca Juga
Pasar Meureudu adalah pasar utama bagi kecamatan ini, dan puncak ramainya setiap hari Rabu.
Advertisement
"Saya rencananya mau ke pasar hari itu, tapi jelang subuh, gempa. Kami selamatkan diri, sebelum zuhur saya ke pasar, lihat ini sudah rata," kata Zulaiha (38), warga Meureudu pada Liputan6.com di lokasi, Kamis 8 Desember 2016.
Anggota keluarga Zulaiha semuanya selamat, tapi rumahnya tak bisa lagi ditempati. Kediamannya yang tak jauh dari reruntuhan pasar retak dan mengkhawatirkan.
"Tidak bisa tidur di sana, kalau gempa lagi bisa runtuh," kata Zulaiha.
Warga lainnya bernama Aliya (21) sengaja mendatangi Pasar Meureudu yang sudah tinggal puing. Ia mencari temannya yang berjualan di salah satu ruko yang hancur.
Aliya, masih belum bisa menghubungi temannya sejak kemarin.
"Entah selamat, atau tidak," kata Aliya di samping alat berat yang tengah bekerja.
Pasar yang runtuh ini terdiri dari puluhan ruko. Toko-toko itu menjual berbagai kebutuhan, mulai dari toko listrik, peralatan bayi, kosmetik, dan bahan pangan.
"Hari Rabu jadi hari paling ramai pasarnya," ucap Aliya.
Petugas gabungan masih terus mencari korban yang masih di bawah reruntuhan. Proses evakuasi dan pencarian korban gempa Aceh sudah dimulai sejak pukul 08.30 WIB.
Komandan Regu Basarnas, Pandawa Adi di lokasi menyatakan, 15 jenazah dievakuasi sejak malam.
"Kami masih terus mencari, sejak malam tadi sudah 15 yang dikirim ke rumah sakit," terang Pandawa.
Ia mengatakan, proses evakuasi ini terus berlanjut. Dua regu yang ia pimpin secara bergantian membuka celah-celah sempit di antara reruntuhan pasar Meureudu.