Sukses

Basarnas: 99 Persen Tidak Ada Lagi Korban Jiwa Gempa Aceh

Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru mengatakan tim tetap mencari korban gempa Aceh guna lebih meyakinkan lagi.

Liputan6.com, Jakarta - Tim SAR gabungan meyakini hampir tidak ada lagi korban jiwa yang masih tertimbun atau hilang akibat gempa Aceh. Gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter mengguncang Aceh Rabu 7 Desember subuh.

Deputi Bidang Operasi SAR Basarnas Mayjen TNI Heronimus Guru mengatakan tim tetap melakukan pencarian guna lebih meyakinkan tidak ada lagi korban.

Pencarian pun dilakukan dengan alat-alat canggih seperti life locator, search cam, life detector dan Pal CSSR. Dua anjing pelacak juga diturunkan membantu upaya pencarian di Mereudu.

"Kami observasi di lapangan, korban 99 persen sudah tidak ada. Namun untuk meyakinkan itu hari ini dengan life detector kemudian searching camera dilakukan pendeteksian ruko, bangunan tinggi," kata Heronimus di BNPB, Jakarta, Jumat 9 Desember 2016.

Menurut dia, pencarian korban gempa Aceh difokuskan pada lima titik lokasi yang merupakan lokasi terparah. Yaitu di Kecamatan Leung Putu, Darul Ulu, Mereudu, Uleeglee dan Trenggading yang masuk dalam Kabupaten Pidie Jaya.

Tim SAR gabungan yang dipimpin Basarnas berjumlah 484 personel. Dia berharap pencarian korban berjalan maksimal dan tidak lagi ditemukan korban jiwa.

"Kita optimistis. Kita berusaha sebaik mungkin melakukan yang terbaik. Memastikan lagi iya dengan alat-alat tadi kita telusuri lagi, yakinkan betul sudah tidak ada korban lagi," tambah Heronimus.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, total ada 100 korban jiwa, dengan rincian 96 korban dari Kabaputen Pidie Jaya, 2 korban dari Kabupaten Pidie dan 2 korban lagi dari Kabupaten Bireuen.

Dia menuturkan, dari 96 korban jiwa tadi, 88 korban gempa Aceh di antaranya sudah teridentifikasi dengan lengkap identitasnya. Kemudian 2 korban dari Pidie dan 2 Bireuen juga sudah teridentifikasi identitas lengkapnya. Tinggal 4 korban jiwa belum teridentifikasi.

"Jadi ada 100 orang tersebar 96 di Pidie jaya. Dari 96 orang meninggal 88 orang telah teridentifikasi. Sedangkan Bireuen ada 2 orang dan sudah teridentifikasi. Dan di Pidie 2 orang dan sudah teridentifikasi," Sutopo menjelaskan.