Liputan6.com, Pidie - Gempa dengan kekuatan 6,5 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh membangkitkan kembali ingatan warga akan gempa bumi yang menimbulkan tsunami pada 26 Desember 2004.
"Kami tidak berani kembali ke rumah, bukan trauma gempa tapi takut air laut naik," kata salah seorang warga di Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie, Junaidi (35), Minggu (11/12/2016).
Warga Desa Lancang Timur itu mengatakan saat tsunami 2004, desa yang berada di pesisir pantai itu habis disapu gelombang besar.
Advertisement
"Saya kehilangan 10 anggota keluarga saat tsunami. Sampai sekarang kalau ada gempa langsung lari ke tempat yang aman karena takut air laut naik," kata pria yang berdagang ikan di Sigli, ibu kota Kabupaten Pidie itu.
Hal senada dikatakan Sekretaris Desa Pasie Lhok Kecamatan Kembang Tanjong, Azwar, bahwa saat gempa Aceh pada Rabu lalu, warga langsung lari ke ibu kota kecamatan yang berjarak sekitar tujuh kilometer dari desa yang termasuk pedalaman itu.
"Kalau malam warga tidak berani tidur di rumah tapi ke kecamatan karena takut gempa susulan," kata Azwar seperti dikutip dari Antara.
Kecamatan Kembang Tanjong adalah salah satu wilayah yang terparah terdampak gempa Aceh di Kabupaten Pidie, data sementara tercatat 31 unit rumah rusak dan ambles ke dalam tanah.
Gempa 6,5 skala Richter yang terjadi Rabu pagi sekitar pukul 05.03 WIB itu telah menimbulkan dampak di tiga daerah yaitu Kabupaten Pidie, Pidie Jaya dan Bireuen.