Sukses

Peneliti LIPI: Nota Keberatan Ahok Ungkap Isi Hati Terdalam

Saat membacakan eksepsinya, suara Ahok tergetar. Beberapa kali dia mengusap matanya dengan tisu saat menceritakan orangtua angkatnya.

Liputan6.com, Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak tahan membendung air matanya. Dia menangis saat menceritakan masa lalunya dalam pembacaan nota keberatan di persidangan.

Peneliti bidang politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, nota keberatan yang dibacakan Ahok pada sidang perdana merupakan ungkapan isi hati yang paling dalam.

"Eksepsinya adalah ungkapan isi hatinya yang paling dalam," ujar Ikrar seperti dikutip dari Antara, Rabu (14/12/2016).

Menurut Ikrar, Ahok tak mungkin menista agama Islam dan para kiai.

"Dia tak mungkin menista Islam dan para kiai, agama keluarga angkat, dan juga kiai yang amat dia hormati dan cintai," kata dia.

Guru besar LIPI ini menilai Ahok mencintai umat dan agama Islam yang dapat dilihat dari upaya membangun masjid, mengirim para marbot dan muazim pergi ke Tanah Suci Mekah untuk menunaikan ibadah umrah, serta ikut berkurban dan mengeluarkan 2,5 persen pendapatannya.

"Tindakannya Islami meskipun ia seorang pemeluk Kristen yang taat," tutur Ikrar.

Selain itu, Ikrar juga meminta majelis hakim tidak bertindak diskriminatif dalam mengadili sidang Ahok serta berharap agar proses hukum Ahok tidak mendapat intervensi dari pihak mana pun, apalagi karena tekanan massa.

Ikrar juga berharap masyarakat bisa menerima hasil persidangan dengan lapang dada, tapi tetap mengawal proses hukum agar tetap transparan.

Saat membacakan eksepsinya, suara Ahok tergetar. Beberapa kali dia mengusap matanya dengan tisu saat menceritakan orangtua dan saudara angkatnya yang memeluk agama Islam.

"Saya sangat sedih, saya dituduh menista agama Islam, karena tuduhan itu, sama saja dengan mengatakan saya menista orangtua angkat dan saudara-saudara angkat saya sendiri, yang sangat saya sayangi, dan juga sangat sayang kepada saya," kata Ahok di persidangan kemarin.