Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyayangkan aksi penikaman terhadap anak-anak sekolah dasar di Seba, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur. Muhadjir mengaku telah memerintahkan Irjen Kemendikbud untuk menangani kasus tersebut agar tak terulang.
"Untuk mengatasi paling enggak menyelesaikan dan jangan sampai terulang kasus serupa," kata Muhadjir di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (14/2/2016).
Menurut dia, selama ini tidak ada aparat khusus yang bertugas memberikan perlindungan kepada anak-anak sekolah. Sehingga, pemerintah sulit memberikan perlindungan kepada semua anak-anak sekolah di Tanah Air.
Advertisement
"Kita tidak punya aparat di daerah yang punya tugas langsung untuk melakukan itu (perlindungan). Paling kita hanya ke Kepala Dinas," ujar dia.
Muhadjir mengaku pihak Kemendikbud sulit menghindari aksi penyerangan seperti yang terjadi di Seba. Apalagi, kata dia, Kemendikbud tak bisa mengontrol tiap sekolah yang jumlahnya banyak di Indonesia.
"Saya harap jangan terjadi lagi, tapi kan sulit dihindari, karena kita mengendalikan 152 ribu sekolah dengan 49 juta murid. Itu kan pekerjaan yang tidak kecil," ujar Muhadjir.
Seorang pria bernama Irwansyah (32) menikam tujuh anak sekolah dasar (SD) di Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, sekitar pukul 09.00 Wita pada Selasa 13 Desember 2016. Kejadian itu bermula sekitar pukul 08.47 Wita saat pelajaran tengah berlangsung, pelaku yang membawa sebilah pisau masuk ke ruangan kelas V SDN 1 Sabu Barat.
Saat itu, pelaku menuju ke bangku belakang  dan menghampiri anak perempuan berinisial NO. Saat itu juga pelaku langsung memutar wajah SD tersebut dan melukai lehernya.