Liputan6.com, Dubai - Kebaikan hati seseorang rupanya menyatukan hubungan meski berbeda negara. Muhasanah, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Cianjur misalnya, dia masih berhubungan baik dengan majikannya di Sharjah, Uni Emirat Arab (UEA).
Bagi Muhasanah, Sharjah bukan kota yang asing. Sebab, perempuan paruh baya itu sudah tinggal selama 15 tahun bersama majikannya.
Baca Juga
"Saya sudah 15 tahun di Dubai, tapi di Sharjah. Tapi aku pulang sudah tiga tahun disuruh balik lagi sama majikan saya ke sini (Sharjah)," ujar Muhasanah, dalam perjalanan bersama Liputan6.com dari Indonesia menuju Dubai, Jumat malam, 16 Desember 2016.
Advertisement
Alasan Muhasanah kembali ke Sharjah lantaran majikan memperlakukan dia dengan baik. Bahkan, seperti anggota keluarga majikan, sehingga dia kembali bekerja di negeri orang untuk mencari nafkah.
"Majikan saya baik banget, makanya saya mau balik lagi ke sini (Sharjah). Malah setiap tahun selama saya di kampung selalu ngirimin uang ke saya," ujar dia.
Setiap bulan, Muhasanah yang datang bersama tetangganya itu mendapat upah sekitar UEA Dirham 1.200 atau sekitar Rp 4,5 juta. Setiap pekan, dia pun mendapat libur selama dua hari, Jumat dan Sabtu.
"Tapi kalau liburan biasanya bareng-bareng sama majikan," Muhasanah menambahkan.
Berbeda dengan Nia, TKI asal Purwakarta, Jawa Barat itu datang ke Dubai lantaran sudah di-blacklist oleh majikan sebelumnya di Abu Dhabi.
"Jadi dulu saya cuma ngancam majikan saya karena dia bawel, malah saya dilaporin ke polisi. Mata saya di-scan dan enggak boleh kerja di sana selama setahun," ujar Nia yang juga dalam perjalanan menuju Dubai.
Nia sejatinya baru pulang ke kampung halamannya selama sebulan. Namun, lantaran harus menafkahi dua anaknya yang masih sekolah, terpaksa dia kembali bekerja di negeri orang.
"Bingung saya di rumah enggak kerja, ya udah saya balik lagi ke luar negeri. Tapi kalau di sini (Dubai) ketat orang-orangnya. Kalau misalnya masak salah dikit, kita langsung dibawa (dipulangkan) ke kantor (PJTKI)," keluh dia.
"Beda kalau di Saudi, majikan di sana kalau udah baik enggak masalah salah-salah dikit," sambung perempuan yang mengaku ditinggal suaminya itu saat menjadi TKI.
Bahkan, teman sejawatnya di Abu Dhabi itu pernah mendapat hukuman lantaran kesalahan kecil. "Dia bikin salah sama majikannya disuruh di luar rumah selama seharian enggak dikasih minum, sampai ngemis-ngemis."
"Akhirnya dia telepon taksi dia kabur ke kantor kedutaan," Nia melanjutkan.
Namun, satu hal yang cukup membuat Nia senang bekerja di sini lantaran mendapat tunjangan selain upah bulanan.
"Kalau di Timur Tengah kita dapat uang fit (sehat) namanya, kalau di Hongkong, Malaysia kan enggak dapet uang sehat," Nia menandaskan.