Liputan6.com, Palu - - Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa menjelaskan soal bantuan non-tunai seperti melalui Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) 2017 di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, pada Sabtu malam.
Khofifah menyatakan KKS saat ini, berbeda dengan KKS yang pernah di-launching oleh presiden beberapa waktu lalu. Bedanya, kata dia, di bagian belakang kartu ada bagian berwarna hitam, yang artinya kartu itu juga dapat berfungsi sebagai kartu ATM.
"Kartu ini bisa digunakan pada empat bank negara, kalau Jawa, Bali, dan Papua itu bisa BRI, Mandiri, BNI dan BTN. Sementara di luar pulau itu, semuanya BRI," ungkap dia, Minggu 18 Desember 2016.
Advertisement
Kartu itu kata Mensos sering disebut dengan kartu combo yang menggunakan sistem e-walet.
"Sampai hari ini baru 38 kota, Insya Allah sampai akhir Desember ini kita akan selesai 45 kota," ujar dia seperti dikutip Antara.
Mensos mencontohkan, ada penerima Program Keluarga Harapan (PKH) asal Kabupaten Banggai, Provinsi Sulteng yang pergi mengunjungi keluarganya di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan. Mereka bisa mengecek bantuannya lewat empat bank itu.
"Ketika sudah ada saldonya masuk, dia bisa cek di empat bank negara itu," ucap Khofifah.
Selain itu, kartu combo tersebut sudah diintegrasikan dengan bantuan beras miskin (raskin) atau beras keluarga sejahtera (rastra). Ke depannya kartu itu akan disinergikan dengan bantuan LPG 3 kilogram.
"Untuk raskin, kartu ini akan di-top up atau dimasukkan Saldo sebanyak Rp 110 ribu setiap bulan. Kalau PKH sesuai dengan tahap pencairan atau empat kali dalam setahun," ucap Khofifah.
Kartu itu dapat digunakan untuk berbelanja di 302 elektronik warung gotong royong (e-warung) pada 45 kota. Tahun depan, kata Mensos, ditargetkan ada 3.000 e-warung. Itu karena Rp 110 ribu dapat dikonversikan menjadi beras, gula, dan minyak goreng.