Sukses

Usai Gempa, Kegiatan Belajar Mengajar di Aceh Dimulai 3 Januari

Proses pembersihan puing bangunan akibat gempa Aceh diharapkan akan selesai pada akhir Desember 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memprioritaskan kegiatan belajar mengajar berjalan normal pasca-gempa Aceh. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan ada 271 bangunan sekolah rusak dan 86 sekolah rusak berat.

"Klaster Pendidikan telah melakukan verifikasi lapangan terhadap gedung sekolah di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Pidie, dan Kabupaten Bireuen," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Rabu (21/12/2016).

Tim memprioritaskan 86 sekolah rusak dan sudah terverifikasi 13 lokasi. Verifikasi dilakukan Oleh Kementerian PU PERA, Kemendikbud, BPKP, BNPB dan dinas terkait.

"Kegiatan belajar mengajar akan dimulai pada 3 Januari 2017. Sekolah akan tetap berjalan seperti biasanya dengan menggunakan tenda," ujar dia.

Adapun proses pembersihan puing bangunan diharapkan akan selesai pada akhir Desember 2016.

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga, akhir Januari ditargetkan sekolah sudah menggunakan bangunan darurat atau sementara dan sudah tidak ada lagi yang belajar di bawah tenda.

Pembangunan sekolah ini dimaksudkan agar proses belajar mengajar tetap berjalan. Prinsipnya anak-anak sekolah dengan layak.

Pemerintah menargetkan pembangunan permanen sekolah selama enam bulan pengerjaan dan bangunan keseluruhan sekolah ditargetkan akhir tahun 2017. Targetnya adalah pembangunan kembali semua bangunan yang rusak akibat gempa Aceh. Namun prioritas pertama adalah fasilitas umum, seperti sekolah, masjid, dan sebagainya.