Sukses

Dubes Walid: Yordania Negeri Mungil, Penuh Keberagaman

Dubes Walid mengatakan "Langit adalah batasnya" bagi persahabatan di antara Yordania dan Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Yordania dikenal sebagai tempat yang aman di tengah kawasan yang bergolak. Negeri ini telah dikunjungi para tamu selama berabad-abad, kaya dengan situs-situs warisan, dengan kota-kota yang ramah dan juga budaya yang memberi ilham.

"Yordania disebut-sebut sebagai museum terbuka. Ke mana pun kamu pergi, selalu ada sesuatu yang menarik perhatianmu," ucap Dubes Yordania, Walid Al Hadid dalam wawancara khusus dengan Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Terkait daerah tujuan wisata yang paling menarik di Yordania, menurut dia, bukan hanya Petra yang menjadi salah satu keajaiban dunia. "Tapi kami juga memiliki Laut Mati, titik terendah di planet Bumi."

Mungkin hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa laut itu memiliki lebih banyak oksigen dibandingkan bagian mana pun di dunia.

"Setidaknya 10 persen lebih banyak oksigen yang bisa kamu hirup di sekitar Laut Mati…, bukan hanya itu, itu adalah spa alamiah terbesar di dunia. Itulah Laut Mati di Yordania," ia menambahkan.

Bergerak ke selatan Yordan, Dubes Walid menjelaskan, terdapat tempat yang disebut Lembah Bulan, Wadi Rum, yang sangat terkenal dengan gurun pasir kemerahan.

"Yang sekarang menarik perhatian banyak produser dan pembuat film untuk membuat film di tempat dengan pemandangan menakjubkan itu, Wadi Rum."

Menurut Dubes Walid, itu hanya sebagian dari banyaknya tempat menarik di Yordania.

Duta Besar Kerajaan Yordania Alhasyimiah untuk Indonesia, Walid Abdel Rahman Jaffal Al-Hadi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Bukan hanya itu, Yordania telah menjadi tuan rumah bagi banyak peradaban selama hampir 8.000 tahun. "Tiap peradaban memiliki ciri khas tersendiri, termasuk dengan Dekapolis di masa Romawi."

"Di sana kami memiliki salah satu kota Romawi yang paling awet, yaitu Jerash yang berjarak sekitar 60 kilometer dari ibu kota, Amman yang juga menjadi kota sangat bersejarah."

"Tentu saja bisa kita tambahkan, negeri ini merupakan bagian dari Tanah Suci karena juga merupakan situs pembaptisan Yesus Kristus (A.S) di Lembah Yordan, tepatnya di sungai Yordan.

Yordania mendapatkan namanya dari sungai Yordan yang bisa disebut sebagai sungai suci. "Kami memiliki banyak situs sehubungan dengan banyak nabi yang dulu melintasinya."

"Dan yang paling terkenal Gua Tujuh Orang Tertidur, Ahl Al Kahf, yang sangat dikenal di Indonesia dan merupakan salah satu atraksi yang ingin dilihat orang Indonesia dan juga terletak di luar ibu kota, Amman," ujar Dubes Walid.

Untuk wisata medis, baik wisata tradisional dan alamiah maupun yang amat maju…Yordania sangat terkenal dengan standar tinggi untuk wisata medis dan reputasi kami diakui internasional.

Tapi tentu saja orang bisa menikmati cuaca dan iklim Yordania. Yordania memiliki iklim Mediterania.

"Kami memiliki empat musim setiap tahun, tapi bisa juga empat musim dalam satu hari. Jika orang pergi ke utara pada musim panas, di sana dingin juga… di daerah Ajloun yang memiliki kastil terkenal untuk sekedar menghirup udara segar dan menikmati pemandangan."

"Kalau sedang kedinginan di Amman, bisa pergi ke sekitar Laut Mati dan Lembah Yordan yang selalu hangat. Jadi bisa ada empat musim dalam satu hari di Yordania."

Sekitar 70 kilometer di timur Amman, ada gurun pasir Simi. Jadi ada pegunungan, gurun pasir, titik terendah. Semua kombinasi menakjubkan ini memberikan cita rasa Yordania.

Duta Besar Kerajaan Yordania Alhasyimiah untuk Indonesia, Walid Abdel Rahman Jaffal Al-Hadi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Yordania juga terletak di dan terhubung dengan tiga benua.

Menurut Dubes Walid, sekarang ini banyak yang ingin menggunakan produk-produk Laut Mati. Sebab, sangat baik untuk kulit, untuk menyembuhkan beberapa penyakit dan memanfaatkan kekayaan beberapa jenis mineral yang ada dalam airnya selain menikmati atmosfer yang unik.

Dari semua negara di Timur Tengah, apa yang membuat Yordania berbeda dari negara-negara lain di kawasan itu?

"Keberagamannya maupun adanya segala sesuatu dalam suatu tempat yang kecil. Secara relatif Yordania adalah negara yang mungil, sekitar 90 ribu kilometer persegi," tutur Walid.

Tidak bisalah dibandingkan dengan Indonesia yang memiliki luas 2 juta kilometer persegi

Jadi, mudah pergi ke tujuan manapun dari Amman. Dalam 3 atau 3,5 jam kita sudah sampai di Aqaba, di paling selatan atau ke kota Ar Ramtha di utara Yordania.

Hal kedua yang bisa dikatakan adalah lokasi strategisnya sebagai penghubung 3 benua. Timur Tengah, Eropa dan Afrika. Lalu kekayaan dalam segala hal yang menarik.

"Maksud saya, Petra -salah satu keajaiban dunia- layak dikunjungi secara khusus. Jadi bayangkanlah. Ada Petra, Jerash, ditambah lagi sumber air mineral Ma’in, kastil-kastil Islami, situs-situs suci."

Terakhir, tapi tak kalah pentingnya, yaitu bahwa di dalam kawasan yang bergejolak ini, Yordania adalah suatu oasis perdamaian.

"Alhamdulillah, 100 persen aman dan orang bisa keluar siang atau malam tanpa merasa takut," ucap Walid.

"Kami memiliki salah satu sistem keamanan terbaik. Alhamdulillah kami juga menjalani hidup yang stabil dan damai walaupun ada berbagai konflik di sekitar negeri."

Pada kesempatan itu, Dubes Walid juga mengutarakan soal wisata "3-in-1" adalah menuju situs suci dari Yordania, atau mulai dari Mekah lalu ke Yordania dan menuju Yerusalem.

"Atau mulai dengan Yordania, pergi ke Yerusalem dan berakhir di Mekah, atau sebaliknya."

Hubungan Indonesia-Yordania

Bicara soal persahabatan, ia mengaku hubungan bilateral Yordania dan Indonesia berjalan baik hingga saat ini.

"Walaupun (jarak) kita sangat jauh, tapi kita seperti sudah kenal dekat. Kata kuncinya dalam hubungan kita adalah --menurut saya-- saling melengkapi. Kita saling melengkapi."

"Walaupun negeri kami kecil, hubungan kita sangat unik sejak pembentukan hubungan diplomatik pada 1950-an. Jadi kami termasuk negara yang pertama yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia."

"Kami membuka kedutaan pada 1986 dan hubungan kita mendapatkan prioritas dari kepemimpinan Yordania."

Duta Besar Kerajaan Yordania Alhasyimiah untuk Indonesia, Walid Abdel Rahman Jaffal Al-Hadi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sejak dari mendiang Raja Hussein hingga yang sekarang Yang Mulia Raja Abdullah II yang sudah dua kali berkunjung ke Indonesia dalam 3 tahun terakhir, pada 2014 dan 2015. "Itu menjadi indikasi betapa pentingnya hubungan kita."

Dubes Walid juga menyebut, Indonesia adalah pasar penting bagi fosfat dan potasium Yordania.

Indonesia tidak menghasilkan fosfat, Yordania adalah pemain utama (produksi) fosfat. "Jadi kita memiliki hubungan strategis. Kami ekspor fosfat ke Indonesia."

Di Asia Tenggara, Indonesia bersaing ketat karena produk wisata yang sangat serupa. Ini hanyalah beberapa contoh, tapi yang paling penting adalah keyakinan para pemimpin kita, Yang Mulia Raja Abdullah II dan Yang Mulia Presiden Joko Widodo.

"Yang menganggap kita memiliki banyak kesamaan karena sama-sama memerangi terorisme. Itulah salah satu bentuk kerja sama penting antara dua negara. Amat penting."

Kita berdua merepresentasikan Islam yang modern dan moderat, baik bagi rakyat kita maupun dunia.

"Kita berdua mengadopsi pendekatan demokratis untuk meraih solusi terhadap isu-isu yang dihadapi secara internal. Alhamdulillah, saya sangat senang dan bangga dengan persabatan Yordania dan Indonesia. dan saya yakin kita bisa meningkatkannya melalui peningkatan perdagangan, hubungan orang-ke-orang, pertukaran kunjungan, mahasiswa Yordania ke Indonesia, dan mahasiswa Indonesia ke Yordania

Seperti kata pepatah, Dubes Walid mengatakan "Langit adalah batasnya" bagi persahabatan di antara Yordania dan Indonesia.

Saksikan perbincangan selengkapnya dengan Dubes Yordania Walid Al Hadid yang dipandu Farhannisa Nasution berikut ini.

 

Â