Sukses

Polri Siapkan Strategi Khusus Putus Jalur Komando Bahrun Naim

Menurut Kapolri, terduga teroris yang ditangkap merupakan sel-sel kecil ISIS yang tersebar di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sehari, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menggerebek terduga teroris di empat wilayah. Para terduga teroris diduga berafiliasi dengan kelompok radikal ISIS.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, para terduga teroris yang ditangkap merupakan sel-sel kecil ISIS yang tersebar di Indonesia. Dalam menjalankan aksinya, mereka berada di bawah komando Bahrun Naim, petinggi ISIS di Suriah.

"Ini jaringan lama, yaitu jaringan terkait Bahrun Naim, terkait Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Aman Abdrurrahman. Cuma ini sel-sel kecil saja mereka," ujar Tito di Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (22/12/2016).

Tito menjelaskan, Aman Abdurrahman merupakan tangan kanan Bahrun Naim. Pria yang masih mendekam di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah itu ditunjuk sebagai komandan yang mengelola jaringan di Indonesia.

"Dia menjadi komandannya saja, tapi sel-sel kecilnya (bisa) bergerak langsung berhubungan dengan Bahrun Naim," tutur dia.

Aman sendiri ditangkap karena terlibat pelatihan militer di Aceh pada 2010. Pria yang telah berbaiat dengan pimpinan ISIS, Abu Bakar Al Baghdadi ini juga pernah ditahan pada 2003-2008 atas kepemilikan bom Cimanggis.

Dia juga dianggap sebagai dalang aksi teror bom Thamrin pada awal 2016 lalu. "(Dia akan) diproses hukum untuk kasus Jalan Thamrin," ucap Tito.

Di lokasi yang sama, Karo Penmas Div Humas Polri Brigjen Rikwanto mengatakan, Polri telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk memutus mata rantai ISIS di Indonesia. Pihaknya juga telah menyiapkan strategi khusus untuk menangani Bahrun Naim yang ada di Suriah.

"Memang Bahrun Naim ini ada di luar negeri ya, di Syria, perlu penanganan khusus untuk memotong jalur komando Bahrun Naim kepada sel-selnya yang ada di Indonesia," kata Rikwanto.

Namun Rikwanto tak menjelaskan secara rinci penanganan khusus tersebut.

"Menghadapi hal demikian, kita punya dua kategori sasaran. Bahrun Naim sendiri tentu punya cara tersendiri karena di luar negeri. Kemudian sasaran sel-sel yang dia bentuk yang tersebar di Indonesia," sambung dia.

Mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya ini menuturkan, penangkapan teroris di sejumlah lokasi seperti Tangerang Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Riau kemarin merupakan salah satu cara memutus jaringan ISIS dengan kelompok radikal di Indonesia.

"Jadi sel-sel itu yang tadinya diam sekarang mulai bergerak. Untuk itu, sebelum kejadian kita lakukan penangkapan," pungkas Rikwanto.