Liputan6.com, Jakarta Puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-88 Tahun 2016 yang diselenggarakan pada 22 Desember tiap tahunnya, kali ini diadakan di Serang, Banten.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI bekerjasama dengan OASE KK, Kongres Wanita Indonesia (Kowani), TP PKK Pusat, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Bhayangkari, dan mitra kerja lainnya bersatu padu menyukseskan Peringatan Hari Ibu.
Pada puncak Peringatan Hari Ibu, ke-6 organisasi perempuan membacakan Deklarasi Banten 'He for She' di hadapan Presiden Jokowi, jajaran Menteri Kabinet Kerja, dan Kepala Daerah serta tamu undangan negara sahabat yang hadir.
Advertisement
Berikut isi Deklarasi Banten 'He for She':
1. Bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang, dan kesenjangan akses perempuan pada sumber daya ekonomi harus dihapuskan di seluruh wilayah Indonesia.
2. Bahwa sebagai komponen bangsa, kami akan terus meningkatkan peran dan kemampuan kami agar bersama seluruh masyarakat untuk menghapuskan kekerasan terhadap perempuan dan anak, menghapuskan perdagangan orang, dan menghapuskan kesenjangan akses perempuan pada sumber daya ekonomi.
3. Kami meminta agar pemerintah terus meningkatkan upaya penghapusan perdagangan orang dan meningkatkan akses perempuan pada sumber daya ekonomi di seluruh wilayah Indonesia dan menambah sumberdaya untuk pelaksanaannya.
4. Kami mengajak kaum laki-laki Indonesia menyukseskan upaya pemerintah memperkuat dukungan laki-laki terhadap peran perempuan dalam membangun bangsa melalui ketahanan keluarga.
5. Kami mengajak semua komponen bangsa di seluruh Tanah Air agar menyatukan langkah untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam mengatasi yang ada untuk mempercepat semua upaya pencapaian pembangunan nasional.
Peringatan Hari Ibu bertujuan untuk mengingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia termasuk masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri dan generasi muda akan arti dan makna Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
"PHI diharapkan dapat mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan serta dapat membawa pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya," ujar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise saat memberikan sambutan di acara puncak PHI di Serang, Banten, Kamis (22/12).
Menteri Yohana menambahkan saat ini terbukti bahwa perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan serta momentum bagi para perempuan Indonesia untuk terus berkarya dan berinovasi serta turut serta dalam seluruh proses pembangunan.
PHI diharapkan dapat mendorong terciptanya kesetaraan perempuan dan laki-laki pada setiap aspek kehidupan, baik di dalam keluarga, masyarakat maupun bangsa dan negara untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong,” tutur Yohana.
Untuk mengakhiri permasalahan yang dihadapi kaum perempuan dan anak, Kementerian PP dan PA memiliki program unggulan Three Ends, yakni (1) Akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak; (2) Akhiri perdagangan orang; dan (3) Akhiri ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan. Program ini diharapkan dapat membangun kepedulian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan perempuan dan anak sebagai isu prioritas demi mewujudkan Indonesia yang ramah bagi perempuan dan tumbuh kembang anak.
PHI dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Ibu Negara, Menteri Kabinet Kerja, Kepala Daerah serta sejumlah tamu undangan negara sahabat.
Powered By:
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia