Liputan6.com, Jakarta Keluarga besar almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menggelar Haul ke-7 wafatnya Gus Dur. Haul dihadiri Presiden Joko Widodo beserta jajaran menteri kabinet kerja, para ulama, serta ribuan santri dan masyarakat.
Mendapat kesempatan memberikan sambutan, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengenang pesan Gus Dur tentang perbedaan ziarah atau sowan kepada orang yang masih hidup dan yang sudah meninggal.
Baca Juga
Menurut dia, selama hidup, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang suka bersilaturahim. Hal itu dilakukannya tidak hanya kepada orang yang masih hidup, tapi juga kepada orang-orang yang sudah meninggal. Ziarah kubur menjadi bagian tradisi yang sering dilakukan Presiden RI ke-4 ini.
Advertisement
Di hadapan ribuan umat yang menghadiri haul, Menteri Lukman teringat salah satu pesan Gus Dur. "Gus Dur bilang, sowan orang mati lebih baik, karena tidak mungkin menipu, beda sama yang masih hidup, kata Menteri Lukman yang dikutip dari kemenag.go.id, Jakarta, Minggu (25/12/2016).
"Jawaban ini benar-benar mak jleb. Mengandung pesan yang kuat bahwa tokoh yang sudah almarhum perlu kita ingat sebagai contoh agar dapat menjadi teladan atau bahan evaluasi," tambah dia.
Selain itu, Menteri Lukman menilai Gus Dur adalah guru dalam menyikapi perbedaan. Gus Dur pernah berbeda pendapat dengan KH Asad Syamsul Arifin Situbondo. Meski hal itu disebut konflik, tapi kenyataannya Gus Dur rajin bersilaturahim kepada KH Asad dan kiai-kiai lain yang berbeda pendapat.
"Hal sama juga dilakukan KH Asad. Meski beda pendapat, Beliau bilang, tetap menghargai Gus Dur sebagai putra dan cucu dari gurunya. Benar-benar teladan yang mampu menjadi obat penurun tensi," tutur Menteri Lukman.
Memahami Gus Dur, lanjut dia, mirip memahami medsos. Jika dikunyah mentah-mentah, maka akan tersedak. Mencermati apa yang Gus Dur lakukan, harus dilakukan dengan cermat, jangan emosi apalagi nyinyir bahkan memusuhi.
"Tujuan utama Gus Dur adalah untuk kebaikan. Inilah keunggulan Gus Dur dibanding kita-kita ini. Gus Dur mampu karena tidak membutuhkan identitas dan popularitas," ujar Menteri Lukman.
Saat menjadi Presiden, Gus Dur, telah mengajarkan bahwa untuk menjadi pemimpin, tidak sekadar dukungan massa dan popularitas. Bagi Gus Dur, menjadi pemimpin bukanlah hasrat, tapi lebih pada menjadi pelayan dan bisa berteman dengan siapa saja.
"Sulit dipungkiri, almarhum merupakan deretan orang-orang baik di Negeri ini," ujar Menteri Lukman menandaskan.