Liputan6.com, Jakarta Indonesia terus digerus berbagai isu SARA. Perbedaan ini tak jarang menimbulkan berbagai reaksi negatif, khususnya di media sosial. Presiden Joko Widodo bahkan menaruh perhatian pada hal ini.
Menanggapi hal itu, Uskup Agung Jakarta Ignatius Suharyo mengatakan, tidak sepatutnya masyarakat melihat sesama berdasar latar belakang seseorang. Terlebih Indonesia merupakan bangsa yang besar.
Baca Juga
"Mestinya kita tidak membeda-bedakan latar belakang apa pun karena ini negara kita bersama," kata Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (25/12/2016).
Advertisement
Bila menelisik dari sejarah berdirinya Indonesia, peran dari seluruh lapisan bangsa yang tak pernah melihat latar belakang sangat terasa. Sejak era pergerakan 1908 yang dilanjutkan dengan Sumpah Pemuda pada 1928, menunjukkan seluruh pemuda sudah meninggalkan ego kedaerahan, suku, hingga agama.
"Sehari sebelumnya (Sumpah Pemuda), di belakang gereja ini berkumpul pemuda menyatukan tekad untuk bersatu dan diciptakan Bahasa Indonesia," imbuh dia.
Sampai akhirnya perjuangan tiba pada masa Proklamasi 1945. Dilihat dari perjuangan itu, lanjut dia, tidak ada alasan untuk merusak Indonesia dengan isu perbedaan.
"Kalau sejarahnya seperti itu, jangan pernah NKRI itu diguncang. Negeri ini tetap nyanyian Tanah Airku Indonesia, jangan sampai berubah jadi lagu lain," pungkas Ignatius Suharyo.