Sukses

Harta Rp 44 M Jadi Abu di Jakbar, Listrik Penyebab Nomor Satu

Kawasan Cengkareng jadi lokasi terbanyak yang dilalap api, sementara listrik adalah biang kerok paling sering memicu kebakaran.

Liputan6.com, Jakarta - Kawasan padat penduduk di Jakarta Barat tak pernah aman dan selalu dalam ancaman si jago merah. Sepanjang 2016, harta benda senilai Rp 44,6 miliar sudah jadi abu dilalap si jago merah. Kawasan Cengkareng jadi lokasi terbanyak yang dilalap api, sementara listrik adalah biang kerok paling sering memicu kebakaran.

Dari catatan Suku Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (PKP) Jakarta Barat, kawasan Cengkareng sudah 46 kali terbakar sejak Januari hingga akhir November 2016. Lalu, menyusul kawasan Grogol Petamburan sebanyak 38 kali, Kebon Jeruk terjadi 33 kebakaran, sedangkan kecamatan Kembangan sudah terbakar sebanyak 32 kali dan Kecamatan Kalideres 31 kebakaran.

Uniknya, kawasan Tambora yang sangat padat hanya terbakar 28 kali, lalu kawasan Taman Sari yang sangat aktif di malam hari sudah terbakar sebanyak 25 kali. Terakhir, kawasan Palmerah sudah mengalami kebakaran sebanyak 14 kali.

Senin dini hari tadi, kebakaran kembali berkobar di Grogol Petamburan. 20 mobil damkar dikerahkan, api yang berkobar sejak pukul 03.00 WIB berhasil dipadamkan pada pukul 05.15 WIB. Tak ada korban jiwa, namun 6 rumah dan satu sepeda motor jadi arang. Penyebabnya, korsleting listrik.

Petugas berusaha memadamkan api yang melanda gardu induk PLN di Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (2/9/2015). Akibat kebakaran ini, PLN terpaksa memadamkan jaringan listrik di sejumlah titik di Jakarta dan Tangerang.(Liputan6.com/Gempur M Surya)

Arus pendek, atau meledaknya alat-alat listrik hingga korsleting listrik di tiang-tiang listrik milik PLN jadi penyebab nomor satu kebakaran di Jakarta Barat.

"Dari 247 kebakaran, sebanyak 181 kebakaran dipicu aliran listrik, 18 kali akibat ledakan kompor, 8 kali akibat puntung rokok, dan sisanya beragam," ujar Kasudin PKP Jakarta Barat, Hardisiswan pada Liputan6.com, di Jakarta Barat, Senin (26/12/2016).

Keteledoran Pemilik Bangunan

Aliran listrik yang jadi biang kerok kebakaran tak hanya jadi tanggung jawab PLN. Menurut Hardisiswan, keteledoran pemilik bangunan juga turut jadi penyebab kebakaran karena listrik.

"Seperti tak mengganti kabel listrik yang usang, hingga penumpukan saat penggunaan terminal listrik. Ini yang membuat percikan api, trus merambat ke penghantar api, kayak kayu dan plastik," jelas Hardisiswan.

Namun, dia tak menyebutkan berapa nyawa yang melayang akibat 247 kebakaran itu karena data-data tersebut ada di kepolisian. Sedangkan untuk objek yang terbakar, mulai dari bangunan perumahan, bangunan umum dan perdagangan, bangunan industri, hingga kendaraan bermotor tercatatkan.

Kebakaran kembali terjadi Senin sore si jago merah menghanguskan sejumlah rumah di kawasan Tambora, Jakarta Barat.

"Itu data dari Januari sampai November, data Desember masih kita Rampungkan sampai akhir tahun," katanya.

Hardisiswan berharap, kesigapan dan kewaspadaan masyarakat juga harus terasah. Minimal untuk mencegah terjadinya kebakaran. Ia mengimbau agar masyarakat lebih awas dan peka dengan alat-alat listrik serta sumber api, terlebih mereka yang tinggal dalam permukiman padat dan gang-gang sempit.

"Harus jadi kesadaran bersama di semua lapisan masyarakat, agar peristiwa kebakaran bisa ditekan," Hardisiswan memungkas.