Sukses

Ketua MUI: Natal Tahun Ini Bagus karena Kinerja Luar Biasa Polri

Ia mengatakan, masalah-masalah yang dikhawatirkan bisa mengakibatkan konflik seperti menggunakan atribut oleh umat Islam itu tidak ada.

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin mengapresiasi kinerja polisi terkait pengamanan Natal sehingga kekhawatiran adanya gangguan keamanan tak terjadi.

"Natal tahun ini bagus sekali itu tak terlepas dari kinerja luar biasa dari Polri," katanya saat ditemui di Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) Surabaya, Senin (26/12/2016), seperti dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, masalah-masalah yang dikhawatirkan bisa mengakibatkan konflik seperti menggunakan atribut oleh umat Islam itu ternyata juga tidak ada, sehingga orang tidak lagi marah.

"Ini kan karena ada kesepakatan kita dengan pihak Polri bahwa Polri supaya ikut melakukan sosialisasi terkait dengan penggunaan atribut Natal bagi umat Islam, yang kedua memberikan tindakan terhadap mereka yang memaksa dengan menggunakan KUHP 355 dan itu diumumkan," jelas dia.

Ma'ruf mengatakan, kesepakatan antara MUI dan Polri membawa dampak yang bagus dan membuat semuanya berjalan aman.

"Toleransi terjaga dan tidak ada sweeping-sweeping. Saya melarang semua orang melakukan sweeping, biarlah itu kesadaran umat di satu sisi, dan juga pengamanan oleh pihak Polri. Dan Ansor juga ikut menjaga, melakukan pengamanan di semua, ini luar biasa, hasilnya memuaskan," tambah dia.

Ketika ditanya terkait terorisme, dirinya mengatakan terorisme adalah gejala dari kelompok kecil yang mempunyai pemahaman distortif.

Dia mengatakan, ada kekhawatiran kalau terjadi ledakan. Oleh karena itu pihaknya memberi apresiasi terhadap Polri karena bisa mendeteksi kemungkinan akan terjadinya sabotase atau peledakan atau pengeboman.

"Jadi yang dikhawatirkan kalau ada perayaan tahun baru atau Natal itu digunakan oleh mereka untuk melakukan pengacauan," ucap Ma'ruf.

Dia menjelaskan, pihaknya dari kalangan NU, MUI dan ormas yang lain secara keseluruhan sudah melakukan sosialisasi untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme yang nantinya akan melahirkan tindakan teroris.