Liputan6.com, Jakarta - Polri akan berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di Suriah terkait dengan adanya informasi bantuan nyasar dari Indonesian Humanitarian Relief (IHR) untuk warga Aleppo, Suriah.
Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul, hal ini sengaja dilakukan untuk mencari tahu kebenaran pengiriman bantuan tersebut berasal dari Indonesia.
"Info yang muncul, kita harus verifikasi. Apakah itu merupakan pengiriman dari Indonesia, kita akan bertanya dengan Kedubes di sana. Info ini harus diverifikasi dan dinyatakan valid dulu," kata Martinus di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/12/2016).
Advertisement
Sampai saat ini, Martinus menambahkan pihaknya belum memperoleh data yang pasti terkait pengiriman bantuan tersebut bagi kelompok ISIS. Oleh karena itu, proses verifikasi penting dilakukan sebelum penyelidikan atas dugaan tersebut dilakukan oleh Polri.
"Enggak ujug-ujug kita lakukan upaya kepolisian dengan data yang belum valid. Kita lakukan validasi terlebih dahulu, verifikasi info itu, kemudian baru penyelidikan," ucap Martinus.
Sebelumnya, bantuan logistik dari Indonesian Humanitarian Relief (IHR) untuk warga Aleppo, Suriah, sempat menghebohkan dunia maya. Sebab bantuan tersebut diduga tidak tersalurkan untuk warga sipil Aleppo. Bantuan itu justru untuk mendukung logistik kelompok teroris Jaysh Al-Islam, anak cabang ISIS.
Dalam video Euronews yang beredar tampak salah satu bantuan yang turut "disita" para pemberontak berasal dari Indonesia.
Pada kardus tertera tulisan 'Indonesian Humanitarian Relief' (IHR) lembaga nonpemerintah yang didirikan dan dikelola oleh aktivis kemanusiaan, paralegal, dan tokoh masyarakat.