Liputan6.com, Cianjur - Puluhan rumah di Kampung Salakopi, Desa Parakan Tugu, Kecamatan Cijati, Kabupaten Cianjur rusak akibat pergerakan tanah yang terjadi sejak dua hari terakhir.
Pantauan Liputan6.com, puluhan rumah warga tampak rusak. Dinding dan lantai rumah retak dan terbelah. Warga yang menjadi korban terpaksa mengungsi ke rumah kerabat terdekat karena khawatir roboh.
Rosyid (42) salah seorang warga yang menjadi korban pergerakan tanah menyebutkan, di kampungnya banyak rumah yang rusak, baik rusak parah maupun ringan. Kerusakan terjadi pada dinding dan lantai rumah karena retak dan belah, bahkan tiga rumah nyaris ambruk.
Advertisement
"Kami khawatir kerusakan terus terjadi karena sampai sekarang pergeseran tanah masih terus terjadi," kata Rosyid, Rabu 28 Desember 2016.
Rosyid menjelaskan, pergerakan tanah disebabkan abrasi Sungai Cibuni. Tanah akan bergerak selepas diguyur hujan lebat.
"Kalau turun hujan lebat debit air di Sungai Cibuni tinggi, setelah surut terjadi abrasi sehingga tanah jadi bergerak," ujar Rosyid.
Asep (47) warga lainnya mengatakan, pergerakan tanah bukan kali ini saja terjadi, tahun lalu juga pernah mengalami hal serupa namun tidak separah sekarang ini. Penyebabnya, lanjut Asep, akibat terjadinya pengikisan bantaran Sungai Cibuni.
"Usai hujan lebat kemudian air sungai surut, sisi kiri kanan sungai yang terkikis menyebabkan tanah di pemukiman ikut bergerak sehingga rumah-rumah warga retak dan belah," terang Asep.
Warga berharap pemerintah daerah segera turun tangan dan melakukan normalisasi Daerah Aliran Sungai Cibuni, termasuk membangun talud atau tembok penahan tanah di sepanjang bantaran sungai.
"Kalau tidak segera ditangani rumah warga akan rata karena ambruk dan terbawa arus sungai," ujar Asep.
Petugas BPBD Desa Parakan Tugu, Erni (38) menyebutkan, data yang diterima pihaknya saat ini ada 80 rumah warga yang rusak, baik rusak ringan, sedang dan rusak. Sedangkan ratusan rumah lainnya terancam karena tanah masih labil bergerak.
Kerusakan terjadi di dua kampung, yaitu Kampung Salakopi dan Kampung Rawa Bungur, Desa Parakan Tugu.
"Kejadian ini bukan hanya di desa ini saja, tiga desa lainnya juga mengalami kejadian serupa. Tapi yang paling parah memang di sini dan di Desa Cibodas. Kita sudah buat laporan ke pemerintah kecamatan, kabupaten dan pihak BPBD,” kata Erni saat meninjau lokasi pergerakan tanah di Desa Salakopi.
Erni menyebutkan, pergerakan tanah kerap terjadi di wilayahnya dalam beberapa tahun terakhir ini. Namun pergerakan tanah kali ini terbilang paling parah mengingat besarnya kerusakan yang diakibatkan.
Kerusakan terjadi, menimpa rumah-rumah warga yang berlokasi di sepanjang aliran Sungai Cibuni.
"Namun apakah harus direlokasi atau tidak, tergantung hasil kajian dari pemerintah daerah," ucap Erni.