Sukses

Kronologi Perampokan Sadis di Pulomas Versi Polisi

Pelaku [pembunuhan sadis Pulomas](2690487 "") diketahui memasuki kediaman Dodi Triono ada Senin 26 Desember 2016 pukul 14.27 WIB.

Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya M Iriawan menjabarkan terkait penemuan korban pembunuhan sadis Pulomas. Berdasarkan hasil penyelidikan, pelaku melakukan penyekapan 11 penghuni rumah di kamar mandi dengan kurun waktu selama kurang lebih 17 jam.

Pelaku pembunuhan sadis Pulomas diketahui memasuki kediaman Dodi Triono ada Senin 26 Desember 2016 pukul 14.27 WIB. Ketika masuk ke dalam, mereka mendapati Dodi tidak berada di tempat.

"Awal masuk saudara Ramlan menanyakan kamar majikan kamu di mana (kepada asisten rumah tangga /ART). Karena almarhum Dodi tidak ada di tempat," tutur Iriawan di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).

Setelah dijawab dan diarahkan menuju kamar Dodi oleh ART, Ramlan pun memaksa penghuni rumah yang berjumlah 9 orang masuk ke dalam kamar mandi. Bahkan dia memperlakukan kasar anak Dodi yakni Dianita Gemma Dzalfayla (9).

"Satu orang Dianita Gemma Dzalfayla yang diseret dari kamar ke tangga dan dipukul dengan pistol," jelas Iriawan.

Para korban mulai disekap di kamar mandi dengan luas 1,5x1,3 meter itu sekitar pukul 14.45 WIB. Mereka pun dengan leluasa mencari barang berharga yang sesuai dengan keahlian perampokan.

"Setelah aksi itu dilakukan, Dodi baru datang bersama supirnya dan langsung dimasukkan juga ke kamar mandi," ujar dia.

Usai melakukan aksi pembunuhan sadis di Pulomas, pelaku yang berjumlah empat orang itu langsung kabur menggunakan mobil yang diparkir persis di depan rumah yang diketahui menggunakan plat nomor palsu.

Korban baru ditemukan sekitar pukul 10.10 WIB, Selasa 27 Desember 2016 setelah salah seorang saksi yakni Sheila Putri datang untuk bermain. Dia melapor ke petugas keamanan sekitar komplek karena merasa ketakutan dengan suara rintihan yang didengarnya dari dalam kamar mandi kediaman tersebut. Petugas lantas meneruskan aduan itu ke Pospol Kayu Putih.

"Semua (6 orang) meninggal karena kekurangan oksigen dalam darah. Karena mereka disekap dalam satu ruangan dan tidak ada sirkulasi udara," Iriawan memungkas.