Liputan6.com, Purwakarta - Kemacetan parah masih terjadi di jalan arteri Purwakarta-Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/12/2016) malam. Ribuan kendaraan didominasi truk dan bus terjebak dan tidak bisa bergerak di ruas jalan tersebut.
Kemacetan terjadi mulai dari sepanjang jalan Ibrahim Singadilaga, Kebon Jahe Purwakarta, sepanjang jalur Purwakarta-Ciganea, hingga ruas jalan utama Purwakarta-Bandung.
Baca Juga
Seluruh kendaraan yang masuk jalan tersebut bahkan tidak bisa bergerak, layaknya parkir massal yang mencapai puluhan Kilometer. Sebagian pengendara yang terjebak macet, memilih untuk mematikan mesin kendaraan mereka dan beristirahat di sekitar trotoar jalan.
Advertisement
Para sopir mengaku kelelahan. Sebab macet yang terjadi sangat parah bahkan sebagian diantaranya telah terjebak sejak pagi tadi.
"Katanya macetnya sampai ke Bandung, sudah sejak pagi kejebak macet. Awalnya di Tol terus keluar Sadang dan di sini terjebak lagi," kata salah seorang pengemudi truk asal Bekasi, Supriadi.
Akibat macet para pengemudi mengaku mereka harus mengeluarkan biaya lebih. Sebab, lama perjalanan membuat konsumsi bahan bakar untuk kendaraan menjadi dua kali lipat.
"Otomatis ya biaya jadi membengkak, selain makan bahan bakar juga ya jadi dua kali lipat," ujar Supriadi.
Guna mengurai kemacetan, petugas dari Kepolisian Resor Purwakarta dan Dinas Perhubungan Kabupaten Purwakarta melakukan pengalihan arus melalui jalan menuju pusat kota. Namun dampak dari pengalihan justru membuat kemacetan semakin meluas. Seluruh jalan di pusat kota menjadi padat dan diwarnai antrean kendaraan besar.
Selain di dalam kota, kemacetan saat ini juga mulai terjadi di jalur alternatif Karawang-Purwakarta melalui jalan Provinsi via Klari Karawang. Kemacetan di jalan tersebut terpantau mengular mulai dari wilayah Maracang, Babakan Cikao.
Kemacetan di jalan arteri Purwakarta-Bandung terjadi setelah dilakukannya pengalihan arus kendaraan besar seperti truk dan bus dari Tol Cipularang ke jalur arteri yang dilakukan melalui sejumlah pintu keluar Tol di wilayah Purwakarta, masing-masing Tol Cikampek utama di Cikopo, pintu Tol Sadang serta pintu Tol Jatiluhur. Kondisi itu diperparah dengan kondisi jalan yang tidak lagi mampu menampung tingginya volume kendaraan yang masuk.