Liputan6.com, Jakarta Jenazah Ramlan Butarbutar perampok sadis di Pulomas masih berada di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Otak aksi perampokan itu tewas dalam penangkapan di kawasan Bekasi, Jawa Barat, setelah mengalami pendarahan akibat timah panas yang bersarang di kedua kakinya.
Pantauan Liputan6.com, Kamis (29/12/2016), suasana RS Bhayangkara Polri di sekitar ruang Instalasi Kedokteran Forensik sepi penjagaan dan aktivitas pegawai rumah sakit. Belum ada tanda keberadaan sosok keluarga dari para perampok sadis Pulomas tersebut.
Ramlan Butarbutar merupakan pemimpin dari tiga pelaku lain yang beraksi secara brutal di kediaman Dodi Triono di kawasan Pulomas, Jakarta Timur. Dia juga dalang dari penyekapan 11 penghuni rumah ke dalam kamar mandi yang berukuran 1,5x1,5 meter.
Advertisement
Ramlan tewas diakibatkan pecahnya pembuluh darah di kaki akibat tembakan petugas saat penangkapan. Dia bersama rekannya, Erwin Situmorang, memaksa petugas meletuskan peluru ke kaki mereka karena mencoba melawan dengan senjata tajam.
Sementara itu, Erwin saat ini berada di IGD Melati untuk mendapat perawatan intensif. Dia mengalami luka tembak di kaki dan masih terbaring lemas.
Sebanyak 11 orang disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di sebuah rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa kemarin. Enam orang tewas dan lima luka-luka dalam peristiwa ini.
Enam korban tewas, yakni pemilik rumah Dodi Triono (59) serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir bernama Yanto dan Tasrok.