Sukses

Ulah Sadis Residivis di Rumah Mewah Dodi Triono

Modusnya menyasar korban secara acak, mengikat korban, dan menyekap serta menggasak barang-barang yang mudah untuk dibawa dan dijual.

Liputan6.com, Jakarta - Berbekal kamera pengintai alias CCTV, keterangan saksi dan hasil jelajah anjing pelacak, penyidik Polda Metro Jaya berhasil menangkap para pelaku perampokan dan pembunuhan sadis Pulomas.

Dua perampok ditangkap Rabu 28 Desember siang kemarin, di rumah kontrakan milik Kimley, Jalan Kalong, RT 08 RW 02, Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat. Kedua perampok itu bernama Ramlan Butarbutar dan Erwin Situmorang.

Tidak berapa lama, tim gabungan dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Timur dan Polresta Depok, berhasil menangkap Alfins Bernius Sinaga. Ia ditangkap di kawasan Villamas Indah Blok C Bekasi Utara Jawa Barat. Total, sudah tiga pelaku perampokan dan pembunuhan sadis Pulomas yang ditangkap. Tim gabungan masih mengejar satu pelaku lainnya dengan inisial YP.

Pada penangkapan Rabu kemarin, pimpinan kelompok Ramlan Butarbutar tewas saat ditangkap. Polisi terpaksa memberikannya timah panas, karena Ramlan melawan. Namun, ia tewas dalam perjalanan karena kehabisan darah.

Erwin juga terkena timah panas saat ditangkap. Saat ini ia masih dirawat intensif di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Sedangkan Alfins ditangkap tanpa perlawanan.

Karena ulah para pelaku perampokan dan pembunuhan sadis Pulomas, sebanyak 6 dari 11 orang meninggal dunia karena disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di sebuah rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa kemarin.

Enam korban tewas, yakni pemilik rumah Dodi Triono (59) serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir bernama Yanto dan Tasrok.

Sedangkan lima korban yang selamat dari pembunuhan sadis Pulomas yang masih hidup adalah Emi (41), Zanetta Anette Kslila (13), Santi (22) yang merupakan pembantu, Fitriani (23), dan Windy (23).

2 dari 4 halaman

Kenapa?

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut motif sementara dugaan pembunuhan sadis Pulomas di kediaman Dodi Triono Jalan Pulomas Utara Nomor 7A RT12/16 Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, didasari pencurian dengan kekerasan. Sebab, diketahui ada barang yang hilang dari kediaman pengusaha sekaligus arsitek tersebut.

"Sementara dapat laporan dari Kapolda Metro Jaya. Untuk sementara, karena ada ba‎rang yang hilang, emas, maka sementara ini motifnya perampokan," ujar dia dalam jumpa pers akhir tahun 2016 di Rupatama, Mabes Polri, Rabu 28 Desember 2016.

Meski begitu, ujar Tito, polisi tidak serta merta berhenti pada motif sementara pembunuhan sadis Pulomas. Polisi akan tetap melakukan pendalaman untuk mengetahui lebih detail apa motif sesungguhnya para pelaku tersebut.

"Tapi kita dalami. Saya belum bisa jawab pasti sekarang karena belum didalami lebih lanjut," kata mantan Kapolda Metro Jaya dan Papua itu.

Lalu kenapa hanya barang kecil yang digasak komplotan perampok dan pembunuhan sadis Pulomas itu?

"Berkaitan dengan perampokan ini, kan ada spesialis-spesialis. Kalau dia spesialis barang mewah, enggak mungkin dia ngambil mobil, enggak mungkin dia ambil yang lain," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat dikonfirmasi, Jakarta, Kamis (29/12/2016).

Barang bukti yang diamakan dari Erwin Situmorang adalah uang Rp 3,4 juta, 4 lembar uang Thailand, hp Nokia warna hitam, hp merk China, STNK Yamaha Yupiter MX No. Pol. B 6769 EIX atas nama Siti Maria, jaket kulit warna hitam, tas warna coklat dan topi warna abu-abu.

Dari Ramlan Butarbutar, yang diamankan uang Rp 6,3 juta, jam rolex warna silver, topi hitam, 2 hp Samsung, 1 hp blackberry warna hitam, kunci motor Yamaha, kunci motor Honda, kaca mata, jaket dan kemeja putih gading.

3 dari 4 halaman

Pemain Lama

Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, salah satu pelaku pembunuhan sadis Pulomas, di kediaman Dodi Triono di kawasan Pulomas, Jakarta Timur, merupakan pemain lama. Pelaku yang dimaksud, Ramlan Butarbutar.

‎"Saya tadi malam baru dapat nama-nama itu dari tim lapangan Polda Metro Jaya. Salah satunya Ramlan Butarbutar. Itu kalau nama panggilannya Porkas. Dia yang di CCTV yang kaki pincang. Itu pemain lama waktu saya masih jadi Kasat Reskrim," ujar Tito dalam jumpa pers akhir tahun 2016 di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu 28 Desember 2016.

Mantan Kapolda Metro Jaya dan Papua itu mengatakan, kelompok Ramlan ini menyebutkan dirinya sebagai kelompok 'Korea Utara'. Ramlan cs kerap nongkrong di sekitar Bekasi dan Pulo Gadung. Mereka memang dikenal sebagai pelaku pencurian dengan kekerasan.

"‎Memang dikenal sebagai pelaku pencurian dengan kekerasan. Modusnya korban diiket mulutnya, dilakban. Nongkrongnya di Bekasi, Pulo Gadung," ujar Tito.

Jejak kejahatan Ramlan Butarbutar sudah tercatat lama, bahkan sejak Tito Karnavian menjabat sebagai Kasatreskrim Polda Metro Jaya. "Itu pemain lama waktu, saya masih jadi Kasat Reskrim," ujar Tito dalam jumpa pers akhir tahun 2016 di gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (28/12/2016).

Mantan Kepala BNPT itu mengatakan, kelompok Ramlan ini menyebutkan dirinya sebagai kelompok "Korea Utara". Ramlan cs kerap nongkrong di sekitar Bekasi dan Pulo Gadung. Mereka memang dikenal sebagai pelaku pencurian dengan kekerasan.

"‎Memang dikenal sebagai pelaku pencurian dengan kekerasan. Modusnya korban diiket mulutnya, dilakban. Nongkrongnya di Bekasi, Pulo Gadung," ujar Tito.

4 dari 4 halaman

Perampokan Biasa

Tito menyatakan, meski ini kasus pembunuhan sadis Pulomas hanya kriminal biasa, yakni perampokan, tapi banyaknya jumlah korban meninggal hingga enam orang mengejutkan pihaknya. "Tapi kesigapan Polda Metro hanya satu hari mengungkap kasus ini, saya anggap luar biasa," ujar Tito.

Kriminolog Universitas Indonesia, Kisnu Widagdo, mengatakan, para pelaku memang tercatat sebagai pemain lama dari perampokan. Modus yang dilakukan adalah menyasar korban secara acak, mengikat korban, dan menyekap serta menggasak barang-barang yang mudah untuk dibawa namun punya nilai jual.

"Perhiasan, mata uang asing, uang cepat saja dibelanjakan, liquid. Kemudian sulit untuk dilacak. Bandingkan kalau menjual mobil. Dia akan kesulitan untuk mencari penadah yang percaya dengan mereka. Makanya mereka ambil barang-barang yang liquid," kata Kisnu saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis 29 Desember 2016.

Pupusnya spekulasi adanya motif lain di perampokan Pulomas adalah rekam jejak Ramlan yang merupakan bos dari komplotan tersebut. Ramlan adalah residivis kasus perampokan perumahan elite yang diburu beberapa Polres di Polda Metro Jaya.

"Data dan fakta yang ada sulit untuk mengembangkan ke arah spekulasi di luar motif perampokan, ditambah hasil autopsi korban tewas bukan karena penganiayaan, tapi kehabisan oksigen," beber Kisnu.

Lalu, mengapa para pelaku pembunuhan sadis Pulomas menyekap di kamar mandi tanpa ventilasi dan berdampak tewasnya enam orang?

"Mereka memang spesialis perampokan yang menyekap korbannya. Kamar mandi kebetulan saja, salah perhitungan, itulah rasionalitas para pelaku saat itu," kata Kisnu.

 

Â