Liputan6.com, Jakarta - Jenazah perampok sadis Pulomas, Ramlan Butarbutar, diambil pihak keluarga dari RS Polri, Jakarta Timur. Pihak keluarga meminta maaf kepada korban dan keluarga korban atas peristiwa tersebut.
"Kami atas nama keluarga meminta maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban dan seluruh rakyat Indonesia yang resah atas perlakuan Ramlan Butarbutar. Kami tahu keluarga korban tidak akan memafkan, namun kita tetap meminta maaf," tutur Chris, perwakilan keluarga Ramlan, di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (30/12/2016).
Chris mengatakan jenazah Ramlan akan dibawa dan langsung disemayamkan di Kali Mulia, Cilodong, Depok, hari ini juga.
Advertisement
"Jenazah telah ditunggu oleh keluarga di sana," ucap Chris.
Dia mengatakan dua tahun lalu dirinya sempat menemui Ramlan agar berubah. "Saya sudah menasihati dia. Saya pernah ngomong buat apalah lakukan hal tersebut sudah tua juga, kan, bertobatlah," ucap dia.
Chris mengatakan Ramlan merupakan sopir angkot di Pulo Gadung dan telah memiliki tiga anak. "Anaknya sudah ada yang lulus kuliah, yang cowok dan dua lagi masih sekolah," Chris menandaskan.
Â
Perampok yang diotaki Ramlan Butarbutar menyekap 11 orang di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di rumah mewah, Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Saat ditemukan pada Selasa, 27 Desember 2016, didapati enam orang meninggal dan lima luka-luka.
Enam korban meninggal adalah pemilik rumah Dodi Triono (59) dan dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir pribadinya bernama Yanto dan Tasrok.
Lima korban selamat dari pembunuhan Pulomas itu adalah dua anak Dodi bernama Zanette Kalila Azaria (13) dan Fitriani (23). Serta tiga asisten rumah tangga bernama Emi (41), Santi (22), dan Windy (23).
Polisi telah membekuk tiga perampok Pulomas. Ramlan Butarbutar, Erwin Situmorang, dan Alfins Bernius Sinaga ditembak karena melawan. Ramlan tewas karena terkena tembakan di bagian pembuluh darah. Sedangkan masih ada satu pelaku yang buron. (Cynthia Lova)