Liputan6.com, Jakarta - Almyanda Saphirra, ibu korban perampokan sadis Pulomas menuturkan, putri sulungnya yang menjadi korban meninggal yaitu Diona Arika Andra sempat mendatangi kediamannya. Diona datang beberapa hari sebelum peristiwa maut itu merenggut nyawanya.
Dia mengatakan, kehadiran Diona ke kediamannya, tak seperti biasa. Dia datang secara tiba-tiba, tanpa mengabari terlebih dulu.
"Kakak (Diona) minta bobo siang bareng sama saya. Saya bilang 'kakak siang-siang minta bobo bareng, mamah gerah'. Lalu dia bilang 'Mamah lebay ah'. Dia sering bilang saya lebay," ucap Almyanda di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Jumat 30 Desember 2016.
Advertisement
Dia mengungkapkan, mantan suaminya, Dodi Triono beserta anak-anaknya sudah berencana ingin pindah dari rumah yang jadi lokasi perampokan dan pembunuhan tersebut pada awal 2017 nanti.
Sebab, lanjut dia, rumah utama memang terletak di Pulomas Residence RT 12 RW 16. Renovasi rumahnya itu akan hampir rampung direnovasi sekitar awal tahun ini.
"Tahun baru nanti seharusnya mereka di rumah Pulomas Residence. Tapi mereka keburu dijemput (meninggal dunia)," pungkas Almyanda.
Sebanyak 11 orang disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di sebuah rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Selasa kemarin. Enam orang tewas dan lima luka-luka dalam peristiwa yang baru diketahui pada Selasa, 27 Desember pagi itu.
Enam korban tewas adalah pemilik rumah Dodi Triono (59) serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir bernama Yanto dan Tasrok.
Sementara lima korban selamat dari perampokan Pulomas adalah anak korban bernama Zanette Kalila Azaria (13) serta empat asisten rumah tangga bernama Emi (41), Fitriani (23), Santi (22), dan Windy (23).
Â