Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat yang ingin merayakan Tahun Baru 2017 di kawasan Ancol mulai membludak. Terlihat, dua kilometer menuju pintu masuk barat Ancol, sudah tak bisa dilewati. Mulai dari jalan Lodan, Jakarta Utara, antrean panjang mobil pengunjung tak bergerak sedikitpun.
Dari pantauan Liputan6.com, di lokasi, Sabtu (31/12/2016), penuhnya areal parkir dan sulitnya mencari areal parkir menambah kemacetan. Apalagi, sepeda motor sudah tak diperbolehkan memasuki kawasan Ancol.
Tak ada larangan resmi, namun kepadatan membuat sepeda motor tak bisa diparkir di kawasan Ancol. Ribuan sepeda motor bahkan diparkir di trotoar jalan.
Sebelumnya Direktur Rekreasi Taman Impian Jaya Ancol, Teuku Sahir Sahali mengatakan, pihaknya menerapkan sistem sentral parkir guna menunjang kenyamanan pengunjung. Sistem sentral parkir tersebut akan diberlakukan mulai hari ini pukul 05.00 WIB hingga 1 Januari 2017 pukul 24.00 WIB.
Ia menjelaskan, pengunjung yang membawa kendaraan roda dua atau lebih akan langsung diarahkan untuk mengisi kantong-kantong parkir yang tersedia dan dapat menampung sekitar 15 ribu mobil dan 30 ribu motor.
"Dengan target pengunjung sebesar 270 ribu orang pada malam pergantian tahun, kami harus mempersiapkan yang terbaik dengan penambahan durasi sistem sentral parkir serta aramada bus wara-wiri agar semua pengunjung dapat menikmati malam pergantian tahun dengan nyaman dan gembira," ujar Teuku Sahir Sahali.
Guna memobilisasi pengunjung di dalam area Ancol, manajemen juga telah menyiapkan 208 unit kendaraan Wara-Wiri yang terdiri dari 200 unit berkapasitas 25 dan 54 orang serta 8 kendaraan khusus penyandang disabilitas. Seluruh fasilitas tersebut disediakan tanpa dipungut biaya (gratis) yang beroperasi mulai pukul 05.00 WIB 31 Desember 2016 hingga pukul 04.00 WIB 01 Januari 2017.
Baca Juga
Dari pantauan Liputan6.com, ada 4 Panggung yang jaraknya terpisah jauh antara satu dengan yang lainnya. Keempat panggung tersebut berada di dalam kawasan Ancol.
Advertisement
Sementara mobil wara-wiri yang disediakan pihak Ancol, tak mampu menampung lonjakan pengunjung. Mereka memilih untuk berjalan kaki dari satu panggung hiburan ke panggung lainnya.
"Bus wara-wiri selalu penuh, dan harus berebut untuk menaikinya," kata Andi, pengunjung kawasan Acol yang tinggal di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Â