Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono mengaku, partainya ditawari empat pos menteri atau sederajat oleh pemerintahan saat ini. Yaitu menteri koordinator bidang politik, hukum dan keamanan, menteri pertanian, menteri tenaga kerja, dan kepala staf kepresidenan.
"Saya sudah dapat info A1 (sahih) dari orang dekat Pak Joko Widodo," kata Arief, di Jakarta, Selasa (3/1/2017).
Namun, apakah Partai Gerindra akan menerima tawaran itu keputusannya akan diserahkan kepada Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. "Untuk berkoalisi dengan pemerintahan Jokowi-JK yang pasti semua keputusan ada di tangan Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto. Kami sebagai anak buah tinggal ikut saja," ujar Arief.
Advertisement
Meski begitu, seperti dilansir Antara, Arief menyatakan kader Gerindra tidak begitu tertarik bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Sebab, hal itu akan berpengaruh negatif pada elektabikitas Partai Gerindra dan Prabowo pada Pemilu 2019.
Alasan itu, menurut dia, cukup rasional karena awal 2018 sudah tahun Politik dan Gerindra mulai memanaskan mesin-mesin politiknya begitu juga dengan parpol lain.
"Seluruh kader Gerindra sepakat mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019 dan berjuang untuk memenangkan itu," Arief memungkas.
Isu reshuffle kabinet sempat bergulir. Namun, pada akhir 2016, Jokowi membantah kabar adanya reshuffle kabinet dalam waktu dekat. Hal itu ditegaskan saat hadir dalam topping off Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta. "Enggak ada. Enggak ada," tegas Jokowi, Kamis 29 Desember 2016.
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga telah memberikan bantahannya soal rumor tersebut. Hal tersebut ia kemukakan saat meninjau korban banjir bandang di Bima, Nusa Tenggara Barat, Rabu 28 Desember. "Belum. Belum dibicarakan," terang Jusuf Kalla.