Liputan6.com, Jakarta - Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri mengaku kesulitan mengidentifikasi jenazah-jenazah korban KM Zahro Expres. Salah satunya karena kurangnya data ante mortem dari keluarga korban.
"Kami berupaya semaksimal mungkin mengindetifikasi semata-mata karena kami mengalami kesulitan data-data ante mortem-nya yang masih sangat kurang," kata Kepala Pusdokkes Polri Brigjen Pol dr Arthur Tampi, di Instalasi Kedokteran Forensik Pusdokkes Rumah Sakit Bhayangkara R. Said Sukanto (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta, Selasa (3/1/2017).
"Sementara sejak awal sudah kami informasikan bahwa jenazah dalam kondisi terbakar 100 persen," imbuh dia.
Advertisement
Dikutip dari Antara, Arthur mengimbau keluarga korban membawa data rekam medis kesehatan gigi saat melapor ke Posko Ante Mortem RS Polri.
"Kami mengharapkan yang belum teridentifikasi supaya memberikan informasi utamanya soal rekam gigi karena kita banyak terbantu dengan foto panorama gigi, catatan perawatan gigi. Bisa dicocokkan dengan data yang kami dapatkan," kata dia.
Polisi hari ini berhasil mengindentifikasi lima jenazah lainnya korban KM Zahro Expres yang kelimanya mengalami luka bakar 100 persen.
Mereka adalah M. Nurdin (40) asal Depok, Nazwa Sarla (11) asal Depok, Moh. Bunyamin (43) asal Cilandak. Kemudian, Yeti Herawati (43) asal Bogor dan Otih Sugiarti (69) asal Bandung.
Kelimanya telah diserahkan kepada keluarganya untuk segera dimakamkan. Sebelum itu, polisi telah mengindentifikasi enam lainnya korban KM Zahro Expres dari 23 jenazah dan keenamnya telah diserahkan kepada keluarga pada Minggu 1 Januari 2017 dan Senin 2 Januari 2017.