Sukses

Bambang Gerindra: Penanganan Korban KM Zahro Expres Tak Maksimal

Basarnas, Bakamla, dan Polisi Perairan perlu meningkatkan kecepatan dalam upaya penyelamatan dan evakuasi korban KM Zahro Expres.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR RI Bambang Haryo Soekartono menilai penanganan kecelakaan kapal penumpang KM Zahro Expres tidak maksimal. Karena itu, menurutnya, perlu ada peningkatan kesiapsiagaan dari aparat yang terkait.

"Kemarin dilakukan pertolongan 20 menit setelah kejadian. Yang melakukan pertolongan adalah nelayan. Padahal, kapal mengalami kecelakaan hanya 1, 8 kilometer atau 1 mil dari jarak pelabuhan yang sebenarnya sangat dekat," kata Bambang dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa 7 Januari 2017.

Politikus Partai Gerindra ini mengatakan, kecepatan dalam upaya evakuasi memberikan pengaruh yang besar terhadap langkah penyelamatan yang diambil. Bambang mencontohkan, di Filipina bila terjadi kecelakaan serupa, petugas sudah berada di lokasi kejadian lima menit setelah insiden.

Ia mengatakan Basarnas, Bakamla, dan Polisi Perairan (Polair) perlu meningkatkan kecepatan dalam upaya penyelamatan dan evakuasi korban KM Zahro Expres. Selain tindakan penyelamatan yang cepat, anak buah kapal dan nahkoda juga harus memiliki kemampuan dan pelayanan standar mengarahkan evakuasi penumpang.

"Harus ada pengarahan yang memadai kepada para penumpang dalam menghadapi situasi darurat tersebut," papar dia, seperti dikutip dari Antara.

"Harus ada pengarahan dari nahkoda dan kru untuk penumpang (KM Zahro Expres). Harus meninggalkan kapal, sambil diyakinkan agar menggunakan alat keselamatan. Di kapal harus ada matras. Jadi, kalau di laut bisa mengembang seperti perahu karet," ujar dia lagi.

Bambang berharap di masa mendatang ada sejumlah perbaikan setelah berkaca dari kejadian tersebut.