Liputan6.com, Jakarta Keluarga korban kebakaran Kapal Zahro Expres, Edi Nuraidi, mengungkapkan keluarganya membeli tiket Kapal Zahro Expres lebih murah ketimbang harga tiket aslinya. Hal itu diketahui dari cerita Muhidin, korban selamat dari tragedi kapal motor itu.
"Menurut suami korban (Muhidin), mereka membeli tiket lebih murah ketimbang harga aslinya, dia membeli seharga Rp 50.000, sementara harga yang ada di tiket itu Rp 75.000," ujar Edi di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (4/1/2017).
Edi menceritakan, tiket murah tersebut dibeli dari seseorang yang menawarkan tiket di Pelabuhan Muara Angke. Namun, dia tak mengetahui apakah orang tersebut merupakan calo atau bukan.
Advertisement
"Yang jelas, beli tiketnya itu bukan di loket, tapi ada yang menawarkan. Saya pun tidak mengetahui, apakah orang itu calo tiket atau bukan," kata dia.
Ai Kusminar dan keluarga menjadi korban tenggelamnya Kapal Zahro Expres. Ai berangkat bersama suaminya, Muhidin, dan kedua anaknya, Ridwan dan Alfi, serta kedua adiknya, Elli dan Neneng Anggraeni. Namun, dalam insiden ini, Ai tidak selamat dan hari ini berhasil diidentifikasi tim DVI.
KM Zahro Expres tujuan Pulau Tidung tiba-tiba terbakar setelah berlayar sekitar satu mil dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, pada Minggu, 1 Januari 2017, sekitar pukul 08.30 WIB.
Akibat kebakaran tersebut, 23 penumpang dinyatakan meninggal, 17 luka-luka, 17 hilang, dan lebih dari 194 lainnya selamat. Sedangkan nahkoda dan anak buah kapal atau ABK Zahro Expres diduga menyelematkan diri saat insiden terjadi.
Korban hilang hingga kini terus dalam pencarian tim gabungan Basarnas. Manifes yang tidak sesuai jumlah penumpang sebenarnya menyulitkan pencarian.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Namun penyelidikan sementara, ada dugaan kelalaian dalam insiden maut KM Zahro Expres.