Liputan6.com, Jakarta - Novel Chaidir Hasan Bamukmin, salah satu saksi di sidang Ahok, mengaku tak malu bekerja di perusahaan yang dipimpin orang non-Islam. Termasuk perusahaan Pizza Hut, tempat dia bekerja 24 tahun lalu.
"Ha-ha-ha... Enggak malu-lah. Kenapa ane (saya) harus malu. Ane kerja bener, kok, ane kerja baik-baik. Justru saya bangga," ujar Novel kepada Liputan6.com melalui sambungan telepon, Rabu (4/1/2017).
Novel mengaku, dia keluar dari perusahaan asal Amerika itu bukan karena perusahaan tersebut dipimpin non-Islam, melainkan karena sudah mendapat pekerjaan baru.
Advertisement
"Saya keluar secara baik-baik. Waktu itu saya di Pizza Hut Park Royal, sekarang sudah tutup, bukan tutup, sudah enggak ada," ujar Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Daerah Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta.
Bagi Novel, tak masalah mencari nafkah di perusahaan yang dipimpin non-Islam.
"Ya enggak-lah. Itu kan untuk kedaulatan. Al Maidah konteksnya untuk kenegaraan, kepemerintahan, dan juga di daerah mayoritas. Kalau di daerah minoritas seperti Bali, Papua, ayat itu tidak berlaku, itu toleransi, dan saya sampaikan itu di Bawaslu. Lakum dinukum waliadin," kata Novel.
Kata Fitsa Hats menjadi viral di media sosial setelah Ahok mengungkapkan hal itu usai sidang Selasa kemarin.
Menurut Ahok, Novel merasa malu pernah bekerja di Pizza Hut yang dipimpin oleh yang tidak seiman. Ahok menduga Novel mengganti namanya menjadi Fitsa Hats dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) polisi.