Liputan6.com, Jakarta: Para petani masih takut menjual hasil panen mereka. Padahal, Januari 2002, sudah memasuki masa panen raya. Alasannya, hingga kini, pemerintah belum menetapkan mekanisme pasar untuk menentukan harga gabah. Demikian diutarakan Direktur Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan Departemen Pertanian Farid Bahar di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut Farid, seharusnya pemerintah segera menetapkan mekanisme yang dapat menguntungkan para petani. Sebab, bila kondisi seperti sekarang dibiarkan berlarut-larut bukan tak mungkin para petani akan pindah ke komoditi lain, seperti palawija dan perkebunan. Farid menjelaskan, mekanisme yang tetap dan baku juga dapat merangsang petani bekerja lebih giat.
Lebih lanjut, Farid mengatakan, kebutuhan padi nasional pada 2002 sebanyak 53 ribu ton. Perkiraan ini lebih besar dibanding pada 2001: 50.198 ton. Bahkan jumlah 53 ribu ton tersebut belum termasuk kebutuhan antisipasi bencana El-nino.
Sementara itu, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Siswono Yudhohusodo mengatakan, kenaikan harga beras akhir-akhir ini menguntungkan petani. Tapi, ia mengimbau pemerintah tak berlebihan menanggapi lonjakan harga itu [baca: Siswono Yudhohusodo: Harga Beras Masih Wajar].(ZAQ/Apriliana dan Jhoni Akbar)
Menurut Farid, seharusnya pemerintah segera menetapkan mekanisme yang dapat menguntungkan para petani. Sebab, bila kondisi seperti sekarang dibiarkan berlarut-larut bukan tak mungkin para petani akan pindah ke komoditi lain, seperti palawija dan perkebunan. Farid menjelaskan, mekanisme yang tetap dan baku juga dapat merangsang petani bekerja lebih giat.
Lebih lanjut, Farid mengatakan, kebutuhan padi nasional pada 2002 sebanyak 53 ribu ton. Perkiraan ini lebih besar dibanding pada 2001: 50.198 ton. Bahkan jumlah 53 ribu ton tersebut belum termasuk kebutuhan antisipasi bencana El-nino.
Sementara itu, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Siswono Yudhohusodo mengatakan, kenaikan harga beras akhir-akhir ini menguntungkan petani. Tapi, ia mengimbau pemerintah tak berlebihan menanggapi lonjakan harga itu [baca: Siswono Yudhohusodo: Harga Beras Masih Wajar].(ZAQ/Apriliana dan Jhoni Akbar)