Sukses

Cerita Hilangnya Nenek Sumarminah Disertai SMS Ancaman

Sumarminah dikenal sebagai mantan pengusaha furniture, namun pada 2008 usahanya bangkrut hingga meninggalkan utang. Ada dugaan penculikan?

Liputan6.com, Depok - Resah dan gelisah, itulah yang dirasakan Retno Cipta Ningsih sekarang ini. Bagaimana tidak, sang ibunda, Sumarminah tak kunjung pulang selama delapan hari ini.

Anak sulung Sumarminah, Retno menceritakan, ibundanya keluar rumah pada Minggu, 26 Desember 2016, sekitar pukul 06.00 WIB. Kepada anak-anaknya, sang ibunda pamit pergi ke Bogor, Jawa Barat.

"Katanya sih ada urusan yang harus diselesaikan. Saya sempat menawarkan diri untuk mengantarkan, tapi ditolak, hanya disuruh pesankan ojek online," kata Retno saat disambangi di kediamannya, Bukit Cengkeh Berbunga, Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Rabu 4 Januari 2017.

Sebagai anak tertua, ketika sang ibunda pergi, Retno selalu berkomunikasi melalui ponsel untuk mengetahui keberadaan ibundanya. Di sela-sela pembicaraan, ibundanya sempat berucap akan pulang pada siang hari.

"Jam 09.00 WIB aku telepon ibu. Saya tanya ibu sudah di mana? Ibu menjawab sudah di kereta. Kemudian siang jam 13.00 WIB, saya telepon lagi, bu di mana? Beliau jawab sudah di Bogor, dan siang ini juga pulang," tutur perempuan 40 tahun itu.

Ternyata hingga malam harinya, sang ibunda yang berumur 65 tahun itu tak kunjung pulang. Retno pun panik, sebab ada yang ganjil. Dia pun berusaha menghubungi ponsel milik ibunya, namun tidak aktif.

"Ibu enggak pernah handphone-nya off kayak gini. Aku langsung tanya adikku yang tinggal di Karet, aku bilang, kok handphone ibu enggak bisa dihubungin ya? Ada apa? Adiku menjawab, oh ya. Enggak biasanya ibu seperti ini," Retno menceritakan.

Sumarminah biasanya tak pernah berpergian jauh sendirian. Jika bepergian selalu bersama anak-anaknya. Kalau pun pergi sendiri, dia selalu minta dijemput. "Dan ibu saya itu tidak pernah pergi sampai menginap," kata dia.

Retno lalu mencoba mengirim pesan singkat ke nomor sang ibunda dan mendapat balasan. Tapi yang membuat Retno panik, pesan singkat balasan itu berisi ancaman. Pesan itu dikirim pada 27 Desember 2016 pada pukul 02.23 WIB.

"Isi SMS berupa ancaman. Bu Heru mau selamat, usahain uang Rp 10 juta, besok paling telat (28 Desember) paling telat jam 12 siang sudah harus dikirim. Kalau mau kirim kasih tahu dulu oke. Kalau mau tahu Bu Heru kami sandra sekarang, posisinya sehat-sehat saja. Kalau enggak sampai dikirim, besok kami masukan penjara," cerita Retno sambil menunjukkan isi pesan singkat itu.

Utang-Piutang

Sumarminah adalah ibu dari tiga anak: Retno, Ayu, dan Heru kelahiran 1981 yang sudah meninggal pada 2015. Selama ini, Sumarminah dikenal sebagai mantan pengusaha furniture, namun pada 2008 usahanya bangkrut.

Tak pelak, usahanya itu meninggalkan sejumlah utang. Namun, Retno tak mau berspekulasi, hilangnya sang ibunda terkait utang-piutang hingga berujung dugaan penculikan.

"Ibu dan almarhum bapak saya dulunya punya usaha furniture, terus collapse. Saya kurang tahu jadi kurang mengikuti bisnis. Singkat cerita ada usaha utang-piutang," Retno mengisahkan.

Ada sesuatu yang membuat Retno bingung, yaitu dalam isi pesan singkat itu sang ibunda dipanggil dengan nama Bu Heru, bukan Sumarminah.

"Heru itu adik saya yang sudah wafat pada 2015 lalu. Saya sempat berpikir, apa kaitan ini semua? Sebabnya almarhum adik saya pernah dituduh meminjam uang sama orang," tutur Retno.

Meski dirundung ketidakpastian nasib sang ibunda, Retno masih menyimpan optimisme. Dia berharap sang ibunda segera pulang dan berkumpul bersama keluarga. Dia pun pasrah jika kenyataan pahit menghampirinya.

"Kalau memang sepahit-pahitnya meninggal dan kehendak di atas, kami keluarga tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Retno sambil meneteskan air matanya.

Retno membayangkan sang ibunda, terlebih perempuan yang telah melahirkan dirinya itu kini menderita penyakit gula.

"Bukan apa-apa, ibu punya sakit gula. Tiap hari harus konsumsi obat. Makanya saya berharap masih bisa ketemu dan merawatnya," ujar Retno mengakhiri percakapannya sambil mengusap air matanya.