Liputan6.com, Solo: Bengawan Solo. Nama sungai itulah yang menjadi inspirasi Gesang dalam membuat lagu Bengawan Solo. Lantaran kagum dengan syair dan aransemennya, lagu ini diterjemahkan dalam 13 bahasa, di antaranya Inggris, Tionghoa, dan Jepang.
Belakangan, alunan indah Bengawan Solo yang sudah terdengar sejak 1940 itu menuai persoalan.
Kepopuleran lagu itu yang membuat sejumlah orang mencoba mengklaim sebagai pencipta lagu legendaris milik sang maestro.
Warga negara Belanda bernama A. Holten menyatakan diri sebagai pencipta lagu tersebut!
"Aneh juga ya, satu lagu bisa diakui banyak orang," ujar Djakawinata Susilo, pengelola royalti lagu-lagu Gesang, dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (21/5).
Kini, Susilo dan timnya berniat menuntut royalti dari hasil komersialisasi lagu tersebut. Gesang telah berpulang. Dan kita tak ingin lagu Bengawan Solo ikut tamat riwayat.(OMI/SHA)
Belakangan, alunan indah Bengawan Solo yang sudah terdengar sejak 1940 itu menuai persoalan.
Kepopuleran lagu itu yang membuat sejumlah orang mencoba mengklaim sebagai pencipta lagu legendaris milik sang maestro.
Warga negara Belanda bernama A. Holten menyatakan diri sebagai pencipta lagu tersebut!
"Aneh juga ya, satu lagu bisa diakui banyak orang," ujar Djakawinata Susilo, pengelola royalti lagu-lagu Gesang, dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Jumat (21/5).
Kini, Susilo dan timnya berniat menuntut royalti dari hasil komersialisasi lagu tersebut. Gesang telah berpulang. Dan kita tak ingin lagu Bengawan Solo ikut tamat riwayat.(OMI/SHA)