Sukses

Korban Gempa Yogya Belum Dapat Bantuan

Saat gempa menghancurkan sebagian Yogyakarta pada 2006, banyak orang yang berjanji membantu korban. Namun, sampai saat ini, banyak janji yang belum terealisasi.

Liputan6.com, Yoygakarta: Nisa Nurfadillah terbaring lemah. Kondisi bocah berusia lima tahun ini, sama sekali tak berbeda dengan empat tahun silam; tetap miskin dan tak juga menerima bantuan. Padahal, sejak gempa 27 Mei 2006 menghancurkan sebagian Yogyakarta, Nisa dan orang tuanya, Dwiyanto, terus-menerus dijanjikan bantuan.

Ketika ditemui SCTV, baru-baru ini, Dwiyanto menceritakan kembali peristiwa gempa yang terjadi empat tahun silam. Saat itu, Nisa yang masih berusia setahun tengah digendong sang ibu. Tiba-tiba rumah mereka runtuh. Ibu Nisa tewas seketika. Nisa selamat, tapi mengalami luka serius. Reruntuhan gempa juga membuat bocah ini mengalami cacat fisik. Syaraf motoriknya pun rusak. "Saat ditemukan dia seperti mati. Saya langsung bantu pernapasan melalui mulut dan hidung," kata Dwiyanto.

Sejak saat itu, Nisa tinggal bersama Dwiyanto. Dia juga selalu ikut Dwiyanto bila bekerja karena tidak ada yang menjaga di rumah. Pria yang bekerja sebagai tukang service alat elektronik ini mengaku tak terganggu dengan kehadiran Nisa saat sedang bekerja. "Ya pintar-pintarnya kita saja. Kadang di bengkel sambil menggendong dia," ujar Dwiyanto.

Dwiyanto tidak pernah menyesali nasib dan kondisi anaknya. Dia hanya bingung sebab janji kepada korban gempa banyak yang belum terealisasi. Padahal, saat gempa terjadi 2006, banyak orang berjanji membantu korban gempa Yogyakarta [baca: Gempa dan Bantuan yang Tersendat].(ULF)
    Video Terkini